HARI PANGAN SEDUNIA: Petani Pejuang Pangan
dan Gizi Bangsaku
Jika kita berbicara tentang Hari Pangan Sedunia, maka tidak akan terlepas dari dua hal yaitu Pangan dan Gizi. Pangan dan gizi merupakan komponen penting dalam membentuk karakter suatu bangsa. Semakin
baik kualitas pangan Indonesia akan semakin baik pula citra bangsa di dunia
internasional. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pangan dan gizi bagi
berdirinya sebuah bangsa, karena bahkan duniapun telah mengakuinya. Hal ini
dibuktikan dengan berdirinya Food and
Agriculture Organization (FAO), sebuah organisasi pangan dan pertanian
dunia yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Di
Indonesia sendiri, pembahasan mengenai pangan dan gizi juga menjadi hal yang
sangat diperhatikan. Bahkan visi pendirian Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan
(PERGIZI PANGAN) Indonesia adalah “Gizi dan Pangan Mewujudkan Generasi Sehat
dan Cerdas”.
Pangan dan gizi seolah menjadi sebuah satu kesatuan yang tidak bisa dipisah dan
berdiri sendiri serta selalu berkaitan dengan petani, pihak yang bisa disebut
sebagai pejuang pangan dan gizi. Meskipun pekerjaan sebagai petani sering
dianggap remeh, tetapi perannya tidak semudah itu bisa kita remehkan. Bahkan dalam
sebuah buku berjudul “Di Bawah Bendera Revolusi”, Bung Karno menulis, “Di
tangan dan punggung petani terletak masa depan pangan, dia adalah soko guru
bangsa”. Sudah jelas bahwa dalam memahami masa depan pangan selalu butuh
petani. Hal ini semakin mempertegas bahwa sebutan “petani tulang punggung pangan dan gizi bangsaku”, bukanlah hal yang berlebihan bila dipersembahkan
untuk para petani.
Sumber
utama pangan adalah pertanian yang tidak hanya mencakup kegiatan bercocok
tanam, tetapi juga perkebunan, peternakan, perikanan, maupun kegiatan produksi
pangan lainnya. Dengan adanya kegiatan pertanian akan meningkatkan kestabilan
lingkungan hidup. Selain sebagai sumber pangan, banyak manfaat yang diperoleh
dari adanya lahan pertanian, seperti terciptanya udara yang segar, bersih, dan
sehat. Tidak seperti kota-kota besar layaknya Jakarta, Bekasi, dan karawang
yang mengalihfungsikan lahan-lahan produktif menjadi sarana pembangunan gedung,
serta perusahaan-perusahaan yang berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan.
Dalam
pelaksanaan semua kegiatan, pangan menjadi hal yang paling penting, bahkan saat
terjadinya bencana alam sekalipun pasokan pangan dan gizi menjadi hal utama
yang paling dibutuhkan untuk bertahan hidup dalam kondisi yang buruk. Jadi
sangat tepat jika kita sebut petani sebagai ujung tombak ketahanan pangan serta petani hidup dan mati bangsaku. Jika sudah tidak ada lagi pangan di suatu
negara, maka tamatlah riwayat negara tersebut. Merasakan betapa besarnya
peranan petani pejuang pangan dan gizi bangsaku, maka tidak salah jika
kita sebut petani sabagai pahlawan tanpa tanda jasa kedua setelah guru.
Seperti
kita ketahui bahwa Negara Indonesia terkenal dengan sebutan negara agraris yang
bersemboyankan gemah ripah loh jinawi,
negara yang terkenal mashur dan subur
tanahnya. Bahkan ada satu lagu yang menyebutkan tongkat kayu bisa menjadi
tanaman. Sungguh negeri yang kaya bukan? memiliki sejuta kekayaan pangan
melimpah yang tersebar merata dari Sabang hingga Merauke. Jika melihat fakta
tersebut, harusnya produksi pangan di Indonesia bisa mencukupi kebutuhan pangan
seluruh masyarakatnya.
Untuk
meningkatkan jumlah pangan dan gizi, serta menegakkan kedaulatan pangan perlu
komitmen dan kebijakan politik dari pemerintah. Petani tidak lagi dipandang
sebelah mata. Revitalisasi pertanian perlu segera dilakukan, untuk menghidupkan
lahan-lahan produktif. Diawali dengan
peninjauan ulang terhadap kebijakan yang merugikan petani, evaluasi sistem
penguasaan dan penggunaan lahan.
Kemudian dilakukan perlindungan
terhadap lahan-lahan produktif, distribusi lahan dan menyiapkan pertanian yang
berorientasi pada keberlanjutan ekologi, ekonomi, sosial budaya, politik dan
hukum. Selain itu, juga memberikan akses demokratisasi ekonomi dan politik pada
kaum tani sehingga ada organisasi tani yang kuat dan mandiri. Hal itu akan
menjadi tulang punggung perubahan dalam mencapai kesejahteraan kaum tani dan
kedaulatan pangan Indonesia. Selamat Hari Pangan Sedunia 2015, semoga apa yang menjadi
visi Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan (PERGIZI PANGAN) Indonesia untuk
mewujudkan generasi sehat dan cerdas bisa terealisasikan. Salam Baper (Semangat
dalam Membawa Perubahan), jayalah petani Indonesia!