Tuesday, October 6, 2015

Nilai-nilai keagamaan dan Aksi Kemanusiaan #70thICRCid


Konsep Dasar Agama Tentang Perdamaian

 
“Hakikat dasar agama tentang perdamaian”
         Tidak ada satupun agama di dunia ini yang mengajarkan pada permusuhan dan perselisihan. Setiap agama akan menanamkan kerukunan, kedamaian, kasih sayang, serta ketentraman antar suku, ras maupun agama. Karena kita menyadari bahwa manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain.
Keberadaan individu dalam masyarakat bagaikan pondasi dalam sebuah bangunan, sebuah bangunan tidak akan berdiri kokoh apabila pondasi nya rapuh. Sebaliknya, seseorang tidak akan baik kecuali berada dalam lingkungan masyarakat yang kondusif, tentram, dan damai bagi pengembangan kepribadiannya. Indonesia adalah sebuah negara yang penduduknya majemuk dari segi suku bangsa, budaya dan agama. Realitas kemajemukan tersebut, disadari oleh para pemimpin bangsa, yang memperjuangkan kemerdekaan negeri ini dari penjajahan asing. Mereka memandang bahwa kemajemukan tersebut bukanlah halangan untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan, serta untuk mewujudkan cita-cita nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kemajemukan tersebut merupakan kekayaan bangsa Indonesia.
Tidak ada yang lebih penting yang diharapkan oleh masyarakat melainkan sebuah perdamaian, kerukunan, dan ketentraman dalam sebuah keberagaman. Pepatah “Bersatu kita teguh bercerai kita runtuh”, merupakan pengamalan dari semboyan Bhineka Tunggal Ika, suatu prinsip yang dapat mengikat Indonesia dalam kesatuan yang kokoh. Walaupun Indonesia memiliki kekayaan suku yang beragam, namun memiliki satu tujuan sebagai dasar untuk mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Bila setiap warga negara memahami makna Bhineka Tunggal Ika, meyakini akan ketepatannya bagi landasan kehidupan berbangsa dan bernegara yang multikultural, serta mau dan mampu mengimplementasikan secara benar, maka Negara Indonesia akan tetap kokoh dan bersatu selamanya. Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ (١٣)

“Hai Manusia, sesungguhnya telah Kami ciptakan kamu sekalian dari golongan laki-laki dan perempuan dan kami jadikan kamu sekalian itu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal (memahami satu sama lain). Sesungguhnya yang paling mulia disisi Allah dari kamu sekalian adalah yang paling taqwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Q.s. al-Hujurat: 13).

Ayat tersebut menegaskan bahwa kemajemukan merupakan suatu hal yang wajar terjadi. Allah menciptakan manusia dengan perbedaan jenis, suku, ras, agama, dan lain sebagainya dengan tujuan agar mereka saling mengenal dan saling memahami satu sama lain. Serta tercermin pula kesetaraan derajat manusia disisi Allah, sebagaimana dijelaskan bahwa yang akan membedakan derajat manusia adalah ketaqwaan dan ketundukannya kepada Allah SWT. Artinya, kondisi manusia yang plural, dengan berbagai perbedaan jenis, suku, ras, agama, dan lain sebagainya tidaklah membedakan derajatnya disisi Allah. Agama mengingatkan bahwa kemajemukan terjadi atas kehendak Tuhan yang Maha Kuasa, sehingga harus diterima dan dihargai dengan lapang dada, termasuk di dalamnya mencakup perbedaan keagamaan.
Individu tumbuh dan berkembang dalam suatu lahan yang disebut masyarakat, yang diiharapkan dapat berinteraksi secara benar dan berperilaku sesuai dengan kaidah norma. Dan yang menjadi alasan hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah adalah untuk membangun masyarakat yang tentram dan mandiri yang didalamnya tertanam aqidah Islam, nilai-nilai, syi’ar-syi’ar serta aturan-aturanya. Islam sangat menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan kehidupan secara universal tanpa memandang asal usul maupun perbedaan agama dan suku bangsa.

“Pandangan Islam terhadap perdamaian”
Islam berasal dari kata salima yang berarti selamat dan damai. Dari unsur kata tersebut kita mengetahui bahwa Islam merupakan agama yang sangat mengajarkaan perdamaian yang tentunya jauh dari sikap kekerasan, dan mengedepankan kasih sayang. Oleh karena itu, Islam dapat disebut sebagai agama perdamaian yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini ditegaskan dalam suatu hadits, Rasulullah bersabda: “Tidak sempurna iman salah seorang diantara kamu sebelum kasih sayang kepada saudaranya sebagaimana menyayangi dirinya sendiri”. (H.R Bukhori-Muslim).
Sudah jelas bahwa umat Islam dituntut untuk mendirikan masyarakat yang memiliki aqidah Islamiyah untuk saling menyayangi antar sesama umat manusia, dengan mengedepankan rasa kasih sayang dan berpegang teguh pada prinsip perdamaian. Harusnya, masyarakat Islam memahami bahwa kesempurnaan iman akan terbentuk apabila kita menjunjung tinggi rasa peduli dan kasih sayang kepada sesama manusia, sebagaimana kita menyayangi diri sendiri. Bahkan didalam Al Quran dijelaskan bahwa Islam hadir membawa kedamaian untuk seluruh alam. Seperti Firman Allah SWT:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
“dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Q.s. Al-Anbiya’: 107)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa tujuan diutusnya Nabi Muhammad SAW tidak lain tidak bukan adalah untuk mensyi’arkan Agama Islam yang merupakan perwujudan kasih kebaikan kepada seluruh alam semesta.
            Perbedaan konsep di antara agama-agama yang ada adalah sebuah realitas, yang tidak dapat dipungkiri oleh siapapun. Perbedan bahkan benturan itu terjadi pada hampir semua aspek agama, baik di bidang konsep tentang Tuhan maupun konsep pengaturan kehidupan. Namun dalam prakteknya, hal ini sering memicu konflik secara fisik Antara umat berbeda agama. Konflik Maluku-Poso, ditambah sejumlah kasus lainnya yang terjadi di berbagai tempat dimana kaum Muslim terlibat konflik secara langsung dengan umat Kristen adalah sejumlah contoh konflik yang sedikit banyak dipicu oleh perbedaan konsep di antara kedua agama ini.

            Konflik merupakan salah satu dari keniscayaan dalam sebuah kehidupan manusia. Bahkan sebagian ahli berkata bahwa sejarah manusia adalah sejarah konflik. Namun demikian, hal ini tidak berarti berbagai konflik dan kekerasan agama seperti contoh di atas akan dibiarkan begitu saja tanpa adanya upaya-upaya mengelola konflik dan meredamnya. Bukankah secara psikologis semua manusia mendambakan kehidupan yang damai dan harmonis di tengah multikultural?
           Jika kita bisa melakukan resolusi konflik, maka suasana kehidupan akan menjadi damai, penuh kasih sayang, toleran, saling menghargai dan tolong menolong, tanpa membedakan agama apapun yang dianut oleh setiap umat akan menjadi kenyataan, bukan sekedar sebuah mimpi di siang bolong.
       Berkaitan dengan fenomena konflik dan kekerasan agama yang sering terjadi, dibutuhkan upaya-upaya untuk meredam konflik tersebut. Untuk mewujudkan perdamaian dalam kehidupan bermasyarakat, dibutuhkan beberapa sikap yang didasarkan pada prinsip-prinsip umum masyarakat Islam sebagai berikut:


“Toleransi (Tasamuh)”
Agama Islam merupakan rahmat bagi semesta alam yang mengajarkan toleransi dan menciptakan perdamaian di muka bumi, bukan agama kekerasan yang mengajarkan peperangan. Islam bukan agama yang diturunkan Allah SWT untuk menciptakan kekerasan dan ketakutan di bumi ini. Adanya sejumlah tindakan radikal, kekerasan serta aksi anarkis lain yang mengatasnamakan Islam, terjadi akibat perbedaan pemahaman konsep jihad dan membuat pandangan dunia terhadap Islam menjadi buruk.
         Jihad dalam Al Quran tidak harus dimaknai sebagai kekerasan atau peperangan, melainkan upaya menghindarkan penindasan dengan mengedepankan perdamaian. Dalam mengkaji Al Quran, seseorang dituntut harus mengerti latar belakang serta makna yang sebenarnya. Islam seperti yang diajarkan Nabi Muhammad SAW mengedepankan kesabaran dan perundingan damai dalam segala masalah yang dihadapi umat.
Pesan utama jihad adalah menghilangkan penindasan, kebodohan serta hal buruk lain melalui jalan utama perdamaian dan kesabaran, dan perang itu sendiri bukanlah pilihan yang terbaik untuk mencapai perdamaian. Selain itu, pemulihan nilai Islam yang masih dianggap radikal haruslah dibina kepada masyarakat bahwa jihad bukan hanya berarti berperang, melainkan etika perdamaian.

“Upaya mediasi (Tahkim)”
Salah satu upaya meredam konflik untuk menciptakan perdamaian adalah dengan mediasi, yakni proses penyelesaian sengketa antara kedua belah pihak yang bermasalah dengan mendatangkan seorang mediator atau juru damai. Al Quran menyatakan dalam Surat An-nisa ayat 35:
“Dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya, maka kirimlah seorang hakim dari keluarga laki-laki dan seorang hakim dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakim itu bermaksud mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik kepada suami istri itu..”.
          Konteks ayat tersebut memang berbicara tentang konflik dalam rumah tangga, namun spirit dan signifikasi ayat tersebut menegaskan akan pentingnya upaya mediasi untuk mencapai perdamaian. Konflik biasanya akan menyebabkan perpecahan. Ketika melakukan mediasi, maka pihak yang menjadi mediator haruslah berdiri di tengah, tidak boleh ada pemihakan atau simpati kepada salah satu pihak yang sedang berkonflik.

“Musyawarah (Syura)”
  Musyawarah merupakan suatu upaya untuk memecahkan sebuah persoalan, guna mengambil keputusan bersama dalam penyelesaian atau pemecahan masalah. Al Quran menegaskan pentingnya musyawarah, misalnya dalam Surat Ali Imran ayat 158:
“..bermusyawarahlah kamu (Muhammad) dengan mereka dalam urusan tertentu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, bertakwalah kepada Allah..”
    Ayat tersebut memberikan petunjuk agar para pemimpin agama bermusyawarah dalam memutuskan sebuah keputusan terbaik untuk mencari sebuah solusi terbaik terkait konflik yang sedang terjadi. Sebab dengan musyawarah diharapkan akan memperoleh pandangan yang lebih membawa kepada kebaikan bersama.

“Saling memaafkan dan berdamai (Ishlah)”
Dalam sebuah konflik, kedua belah pihak yang berseteru akan cenderung merasa paling benar dan akan mempertahankan pandangannya masing-masing. Lebih-lebih mengenai konflik yang berkaitan dengan keyakinan agama. Padahal sangat mungkin hal itu dilakukan semata-mata untuk mempertahankan diri atau kelompok. Untuk itu, agar tidak terjadi aksi balas dendam, kebencian, dan permusuhan yang berkepanjangan adalah dengan cara saling memaafkan. Al Quran menegaskan betapa saling memaafkan menjadi indikator tentang kebaikan dan ketakwaan seseorang.
          Setelah saling memaafkan dilakukan dengan tulus, maka perdamaian pasca konflik itupun akan menjadi kenyataan. Al Quran pun menegaskan pentingnya beragama secara damai. Perdamaian juga harus diikuti dengan tindakan yang konkret dengan cara berlaku baik secara maksimal, termasuk kepada penganut agama lain. Apalah artinya kita berdamai kalau masing-masing pihak tidak berusaha untuk berbuat baik. Dalam Surat Al Mumtahanah ayat 8 Allah berfirman:
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil”. 

Pada intinya perdamaian dapat tercipta jika semua orang mau berkomitmen menjunjung tinggi perdamaian dan diikuti dengan langkah nyata untuk mewujudkannya. Dapat kita memulai dari hal-hal yang paling sederhana, salah satunya dengan saling menghargai dan menghormati antar umat beragama. Selamat hari jadi ICRC ke-70 tahun bersama Indonesia, semoga perdamaian yang menjadi cita-cita kita semua dapat terwujud, tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh penjuru dunia. Salam Baper (Semangat dalam Membawa Perubahan), Jayalah ICRC bersama Indonesia!




59 comments:

  1. Ya saya setuju sekali.
    Untuk menciptakan perdamaian dibutuhkan rasa toleransi antar sesama, upaya mediasi dan musyawarah dalam penyelesaian masalah, serta saling memaafkan antar pihak yang berkonflik. Tapi semua itu kan berdasarkan nilai-nilai Islam. Sedangkan kita tahu bahwa Negara Indonesia bukanlah negara Islam. Indonesia adalah negara majemuk yang memiliki beberapa keyakinan yang dianut oleh warga negaranya. Lantas bagaimana caranya menerapkan nilai-nilai tersebut di tengah kemajemukan negara ini agar perdamaian dapat tetap terwujud?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Kita tahu bahwa tidak ada satupun agama yang mengajarkan pada perpecahan. jadi kemajemukan tidaklah menjadi halangan dalam mencapai perdamaian, coba kita melirik pada masa lalu, indonesia dapat merebut kemerdekaan dari penjajah dengan menjunjung tinggi kesatuan dan persatuan. jadi perdamaian dapat terwujud jika persatuan dan kesatuan bangsa kita junjung tinggi.

      Delete
    2. terus bagaimana anda menyikapi contoh konflik antara maluku dan poso?
      padahal sudah jelas bahwa konflik tersebut terjadi jauh setelah Indonesia merdeka. apa yang salah dengan negeri yang dulunya pernah bersatu ini?

      Delete
    3. saya rasa persatuan di negara kita sudah mulai berkurang, budaya-budaya seperti mufakat, musyawarah untuk menyelesaikan suatu permasalahan sudah mulai ditinggalkan, banyak diantara masyarakat lebih mengarah pada kekerasan dalam menyelesaikan permasalahan. mari kita kembali merenung bagaimana pendiri bangsa mempersatukan, dan mempertahankan Indonesia, mari junjung tinggi persatuan, tingkatkan toleransi yang merupakan kunci perdamaian. budayakan kembali apa yang telah diajarkan para pendiri bangsa.

      Delete
    4. iya sih bener juga kalo dipikir pikir.
      tapi kembali menghidupkan budaya yg telah diajarkan para pendiri bangsa itu bukan hal yg gampang loh. kan kita semua juga tahu bahwa budaya di indonesia sekarang ini, perkembangannya sudah jauh sangat berbeda dengan budaya yg dulu. terus gimana tindakan nyata untuk menghidupkan kembali budaya yg hampir mati itu?

      Delete
    5. ga ada hal yg sulit kalo emang kita bener bener usaha. memang tidak gampang menghidupkan lagi budaya yg udah hampir mati, tapi kita bisa memulainya dari hal-hal kecil, salah satunya ya dengan saling menghargai dan menghormati antar umat beragama. jangan sampai kita malah ikut terprovokasi sama oknum-oknum ga bertanggung jawab yg berniat menimbulkan perpecahan.

      Delete
    6. Iya bener banget. Kita memang ga boleh gampang terprovokasi, terlebih kita sebagai pemeluk agama islam yg sudah jelas jelas diajarkan utk menciptakan perdamaian.
      tapi kadang saya miris kalo liat fenomena jaman skrg, khususnya di indonesia. Banyak sekali bermunculan aliran aliran agama islam dg berbagai perbedaan, kaya misalnya dalam hal aturan dlm solat dan lain lain. Dan sering banget perbedaan itu jadi perdebatan sampai jadi keributan malah. Padahal kan sebenernya aliran aliran tersebut masih dalam satu agama yg sama (islam).
      terus kalo kaya gini gimana mau damai sama agama lain? Sedangkan yg masih satu agama saja masih ribut.

      Delete
    7. Nah, seharusnya perbedaan tersebut, tidak menjadi perdebatan selagi masih berpegang teguh kepada Alqur'an dan hadis. Permasalahan yang kecil tidak perlu terlalu dibesar-besarkan.

      Delete
  2. TEPAT SEKALI , islam memang negara yang damai, kadang saya miris ketika banyak sekali media televisi, surat kabar yang memberitakan teroris dan mengatasnamakan umat muslim. Ketika kita mengamalkan islam dengan benar , kita akan sadar ilsam jauh akan kekerasan, karena islam pada dasar nya adalah kedamaian. lantas bagaimana ini bisa terjadi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. benar sekali, alangkah banyak masyarakat yang mengatasnamakan islam, sementara mereka mengusir nilai-nilai keislaman. atau berpegang pada bentuk lahiriyah saja, sementara mereka berpaling, atau beriman terhadap hal-hal diluar sariah islam, ini yang menjadi kesalahan dalam masyarakat. mari kembali menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, dan senantiasa berlomba-lomba dalam kebaikan.

      Delete
    2. Bener tuh,
      Banyak banget agama cuma sebagai biodata di KTP saja
      namun, tidak dijalankan, malah dilanggar.
      Miris kadang.

      Delete
    3. Buat apa banyak kalau kualitas keagamaan nya tidak ada, percuma saja kalau kita mengaku islam, namun kita tidak pernah menjalankan perintah Allah SWT. Malah melakukan kebatilan.
      Ini yang salah. Menang dalam hal kuantitas. Namun minim akan kualitas

      Delete
  3. Ya, memang seperti itulah keadaan negara kita, memang seharusnya perdamaian menjadi kunci amannya sebuah negara. Tapi realita kehidupan yang kita hadapi saat ini, toleransi itu sudah tidak begitu diperdulikan lagi, semuanya ingin menang sendiri. Bagimana cara kita menyikapi agar perdamaian terus terjaga tanpa harus saling menyalahkan satu sama lain?? Tanpa harus menyinggung agama mana pun

    ReplyDelete
    Replies
    1. Allah SWT berfirman di dalam QS: AL-KAFIRUN: "Lakum diinukum waliya diin" yang artinya Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku". Dari ayat ini kita bisa melihat bahwa kita diseru untuk saling toleransi dalam beragama. Selalu memegang teguh agama yang kita bawa sejak lahir. Yakini sepenuh hati, dengan saling menghargai dan menghormati kita dapat menciptakan perdamaian yang haqiki.

      Delete
  4. Bagus nih info nya , numpang bertanya nih admin .seberapa besar pengaruh toleransi dalam mewujudkan kedamaian? bagaimana toleransi itu dapat menggambarkan perdamaiaan suatu bangsa ?

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perdamaian dan kerukunan antar umat beragama tidak mungkin terjalin jika tidak ada rasa tasamuh (toleransi). Rasa toleransi akan meneguhkan fitrah sosial, memperkuat rasa persaudaraan, dapat menjaga hubungan baik terhadap sesama, menghilangkan sifat egois, mengurangi kesenjangan akibat adanya gesekan antar kelompok yang dapat menyebabkan konflik, perpecahan dan perperangan. Maka dari itu toleransi dapat mencerminkan perdamaian suatu bangsa.

      Delete
    2. Semoga perdamaian yang mungkin masyarakat dunia cita-citakan dapat terwujud. Aamiin Allahumma aamiin. terima kasih infonya. Salam Baper Admin. Semangat dalam membawa perubahan!

      Delete
    3. Semoga apa yang kita cita-citakan bersama terwujud. tentunya dengan semangat perjuangan. Selamat hari jadi ICRC ke-70 tahun bersama Indonesia, semoga perdamaian yang menjadi cita-cita kita semua dapat terwujud, tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh penjuru dunia. Salam Baper (Semangat dalam Membawa Perubahan), Jayalah ICRC bersama Indonesia!

      Delete
  5. Luar biasa materi yang anda paparkan. Ane pengen sedikit bertanya nih min... Menurut anda apa yang membuat masih sering terjadi pertikaian antar warga, antar kelompok, bahkan antar umat beragama?. Lalu menurut anda pribadi apa solusi bagi permasalahan seperti ini? Mohon jawabannya min.. terima kasih

    ReplyDelete
    Replies
    1. Banyak pertikaian yang terjadi dikalangan masyarakat tentunya karena kurangnya persatuan dan kesatuan. Terkadang masyarakat sangat mudah terprovokasi akan hal-hal yang seharusnya bisa terselesaikan secara musyawarah. Pemahaman yang kurang akan agama, dorongan ikut-ikutan, sifat sabar yang minim tentu akan menimbulkan berbagai pertikaian. Solusi yang tepat untuk mengatasi pertikaian adalah menanamkan kembali nilai-nilai agama, pancasila, budayakan kembali musyawarah dalam menyelesaikan permasalahan dan tanamkan kembali rasa tasamuh (toleransi) didalam masyarakat.

      Delete
  6. Bagus nih min artikelnya, menarik. gua mau tanya nih min . kita tau nih perdamaian itu indah, tapi kenapa sekarang banyak orang yang malah berbondong-bondong menciptakan konflik min? apakah perdamaian itu cuma omong kosong semata ? bagaimana sejati nya perdamaian itu?

    ReplyDelete
    Replies
    1. saya rasa, kebanyakan manusia masih menuruti hawa nafsu, ego, dan enggan untuk lebih sabar mengatasi permasalahan. Terkadang insan akan merasa dirinya benar, padahal seyogyanya kebenaran yang haqiki hanya milik Allah SWT semata. Perdamaian dapat terwujud jika kita menjunjung tinggi persatuan, keadilan, dan norma-norma didalam masyarakat. Sejati perdamaian tercipta bukan tidak pernah terjadi konflik. namun bagaimana konflik itu kita jadikan bahan penyadaran untuk menjadi yang lebih baik.

      Delete
  7. Pas banget,emang setiap agama ngajarin kebaikan kenapa harus bermusuhan justru bisa saling menguatkan.nilai moral tersebut sebaiknya d ajarkan sedini mungkin,karna masih banyak sekolah yg kadang membeda bedakan agama yg termasuk dalam konteks agama minoritas.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar sekali, penanaman nilai-nilai persatuan harus dimulai sedini mungkin, dalam lingkup keluarga, pendidikan, serta harus ada peran aktif dari setiap lapisan masyarakat. Sehingga kekayaan multikutural, etnis akan menjadi kekayaan yang dapat dibanggakan. Semoga nilai-nilai kemanusian akan terus dijunjung tinggi.

      Delete
  8. ini kan konsep perdamaian menurut satu sisi agama yakni agama islam, bagaimana dengan agama yang lain ?
    contoh saja di negara kita sangat sensitif dengan SARA terutama agama kasus saat idul fitri kemarin di tolikara.
    kaum minoritas merebut hak untuk menjalankan ibadah mayoritas

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah ini yang menjadi tantangan bagi Indonesia untuk kembali lagi menjalin persatuan dan mengamalkan amanat Bhineka Tunggal Ika, Pada dasar, Tidak ada satupun agama yang mengajarkan kekerasan. Setiap agama akan mengajarkan perdamaian. Saling toleransi merupakan kunci persatuan, menghargai hak asasi manusia dalam beragama, dan jangan mudah terprovokasi. Mari jalin lagi komunikasi, interaksi yang baik dengan sesama

      Delete
    2. seharusnya admin ngejabarin konsep perdamaian gak hanya satu sisi agama saja tapi semuanya,,
      jdi jelas apa lagi untuk kaum minoritas, indonesia kan tidak hanya 1 agama dan 1 budaya, tapi beranekaragam.

      Delete
    3. Terimakasih atas sarannya.
      Sebenarnya di awal secara umum sudah saya jelaskan mengenai keberagaman di indonesia termasuk mengenai adanya beberapa agama yg ada di indonesia. Dan sudah saya jabarkan juga contoh konflik yg diakibatkan krna adanya keberagaman tersebut.
      Kenapa sya memfokuskan pembahasan dri sisi islam, karena agama saya islam dan tentu saja sya lebih memahami tentang agama saya. Terimakasih

      Delete
    4. seharusnya judulnya di perkecil lagi kalau mau di lihat dari sisi islam saja jgan konsep dasar agama tentang perdamaian , itu kan lebih luas..
      kemudian gimana mau berdamai kalau kita hanya menggunakan 1 konsep bukan yang universal, kan gak semua orng menganut agama islam

      Delete
    5. Iya terimakasih atas sarannya.
      Masalah topik "konsep agama tentang perdamaian" itu sebenarnya sudah ditentukan.
      Tetapi di pembahasannya saya memperkecil hanya dari sisi islam, tetapi sya juga tetap memberikan gambaran umum secara universalnya.

      Delete
    6. bener sekali admin, inti dari "konsep dasar agama tentang perdamaian" adalah tidak ada satupun agama yang mengajarkan kita pada kekerasan, semua agama tentunya akan mengajarkan perdamaian. saya rasa itu sudah secara menyeluh admin. kemudia di hubungkan dengan Bhineka tunggal ika, yang saya rasa akan dapat menyadarkan masyarakat kita untuk saling munjunjung tinggi persatuan dan kesatuan.

      Delete
    7. Semua yang kita cita-citakan dapat terwujud ketika kita ikut bersama-sama berpartisipasi untuk menciptakan perdamaian, mulai dari yang sederhana, seperti membudayakan musyawarah disetiap pengambilan keputusan. kembali menjunjung tinggi keadilan. Selamat hari jadi ICRC ke-70 tahun bersama Indonesia, semoga perdamaian yang menjadi cita-cita kita semua dapat terwujud, tidak hanya di Indonesia, tetapi di seluruh penjuru dunia. Salam Baper (Semangat dalam Membawa Perubahan), Jayalah ICRC bersama Indonesia!

      Delete
  9. assalamualaikum wr.wb

    saya setuju dengan gagasan anda menciptakan perdamaian dalam keberagaman di indonesia namun ada beberapa yg membuat nya itu sulit, sebelum kita berkaca dgn diri sendiri, bagaimana dengan beberapa konsep agama yg ingin memayoritaskan agamanya dgn asas toleransi sebagai landasanya ?
    sekali lagi semangat semoga hal ini dapat terjadi

    wassalamualaikum wr.wb

    ReplyDelete
    Replies
    1. Waalaikumusalam wr.wb.
      Sebenarnya di indonesia sendiri tidak ada satupun agama yg memayoritaskan diri. Dalam undang undang pun telah dijelaskan bahwa semua warga negara berhak memilih dan memeluk agama masing masing.

      Delete
  10. Benar gan pada dasarnya agama kususnya di Indonesia ini mengajarkan sikap saling menghormati antar umat beragama, namun kadang masih ada suatu oknum yang merusaknya, dengan mengatasnamakan suatu agama yang dapat menjadikan perselisihan. menurut anda gimana gan.?

    ReplyDelete
    Replies
    1. maka dari itu, kita sebagai warga negara yg baik, jangan sampai terprovokasi dengan adanya oknum-oknum tersebut. kita harus pintar membedakan jika ada oknum-oknum yang berniat memprovokatori. jangan sampai karena hal-hal kecil, persatuan negara ini menjadi rusak.

      Delete
    2. yoi man,.. itu baru umat yang ber agama pintar dan cermat mencerna informasi dan isu" yang belum jelas asalnya. jangan sampai salah tindakan dan mudah ter profokasi. (y)

      Delete
    3. sipppp.
      SALAM BAPER (Semangat dalam membawa perubahan) !!!
      semoga kita termasuk orang-orang yg ikut serta menjunjung tinggi perdamaian.

      Delete
  11. Bagus nih artikelnya, buat referensi tuga sekolah. Makasih admin. Semoga kerukunan antar umat beragama dapat terwujud. Biar aman nih negeri ini, kalau bukan kita yang memperbaiki siapa lagi kan?
    Semangat dalam membawa perubahan!! salam sukses

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama-sama, Semoga dapat menjadi manfaat untuk kehidupan orang banyak. Selagi bisa menegakkan tolong menolong dalam kebaikan, mari kita tegakkan. Bener sekali generasi muda yang diharapkan mampu memperbaiki persatuan di negeri ini. generasi yang tangguh yang bisa menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, serta menjunjung tinggi keadilan. Salam Baper (Semangat dalam membawa perubahan)!!

      Delete
  12. Artikel ini ada nilai ekplisit yang harus dipahami pembacanya terkhusus bagi saya, makna toleransi sering kita salah artikan bahwa toleransi hanya diberlakukan antar umat beragama. Padahal seperti yang diketahui antar individu dengan indvidu lain harus dapat bertoleransi meski tanpa melihat dari sudut pandang agama. Artikelnya menarik nih,boleh lah buat referensi nulis buku ane :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, banyak sekali nilai yang dapat kita pelajari, tergantung bagaimana kita menyikapi. Sebenarnya makna toleransi harus kita junjung tinggi dimana kita berada, untuk meciptakan lingkungan kondusif dan nyaman. Yang menjadi inti kosep dasar agama tentang perdamaian adalah tidak satupun dari agama yang mengajarkan kekerasan, semua mengajarkan bagaimana cara kita untuk menciptakan ketentraman dan kedamaian.

      Delete
  13. Subhanallah, bermanfaat sekali artikel ini buat saya :)
    Semoga penulis bisa terus memmberikan informasi - informasi yang bermanfaat :) Amiin,

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin Allahumma Aamiin. Terimakasih, senang rasanya bisa bermanfaat bagi orang lain. InsyaALLAH saya akan terus berusaha memberi beberapa informasi semampu saya. Semangat terus pemuda indonesia, junjung tinggi perdamaian!!

      Delete
  14. bagus ni min artikelnya, izin copas min, buat referensi tugas kuliah gue, mudah2an kerukunan antar beragama di indonesia dapat terwujudkan. di tunggu artikel selanjutnya min.

    ReplyDelete
    Replies
    1. iya ga apa apa, selagi artikel nya dapat bermanfaat buat orang banya,
      Aamiin Allahumma Aamiin,
      Semangat buat tugas kuliah nya!
      Salam Baper!
      (Semangat dalam membawa perubahan)

      Delete
  15. Jadi nambah pengetahuan lagi tentang islam.
    Islam itu indah.
    Bener sekali islam itu damai.
    Kalau ada yang mengatasnamakan agama dalam kekerasan. itu salah besar
    yang jelas salah adalah manusianya yang kurang memahami konsep dasar agama tentang perdamaian
    Semangat menjunjung ukwah islamiyah :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih
      Bener sekali, Islam itu indah, penuh dengan nilai-nilai kemanusiaan.
      Sebagai muslim mari kita baca, pelajari, pahami, dan mengamalkan apa yang menjadi pedoman kita yaitu Alqur'an dan hadis agar tidak salah menafsirkan sesuatu yang diajarkan.
      Aamiin Allahumma aamiin, semoga ukwah islamiyah senantiasa di junjung tinggi.

      Delete
  16. Keren nih artikalnya,,
    nambah wawasan saya,dan semoga bisa mengubah mainset sebagian orang yang sering sekali mengejudge suatu agama.
    kadang saya miris, ketika diluar negri umat muslim dianggap teroris, padahal islam tidak pernah mengajarkan kekerasan
    belum tentu yang menyebarkan teror adalah umat muslim. saya sedih, inikah keadilan, mengunderestimetkan keyakinan seseorang
    semoga dengan artikel ini bisa mengubah pandangan buruk setiap orang mengenai agama
    dan persatuan dap[at kita junjung kembali!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih ukhti fillah until jannah.
      Nah itu juga yang membuat saya sedih,
      mengapa banyak orang yang mengejudge suatu agama,
      tapi sebagai umat muslim kita harus mencontoh bagai mana Rasulullah SAW menyikapi persoalan ini
      Walaupun dalam dakwah nya Rasulullah SAW di cemooh oleh masyarakat jahiliyah dulu, bahkan dilempari batu, namun Rasulullah tetap tersenyum, bahkan bersikap baik terhadap orang-orang yang memusuhinya. Ini yang perlu kita terapkan didalam kehidupan kita. InsyaALLah kita senantiasa berada dalam lindungan Allah SWT.

      Delete
    2. emang bener kita harus mencontoh kesabaran nabi muhamad. nabi muhamad memang salah satu nabi yg punya kesabaran sangat kuat, bahkan beliau merupakan salah satu nabi yg mendapatkan julukan ulul azmi.
      tapi itu kan nabi muhamad, sedangkan kita?
      kita sebagai manusia biasa, seberapapun kita menahan kesabaran kadang bisa lepas kendali juga kan. terus gimana coba?

      Delete
    3. yang namanya "kesabaran" itu tidak mempunyai batas.
      memang kita tidak bisa sehebat Nabi Muhammad dalam bersabar, tetapi paling tidak kita masih mempunyai rasa sabar dan kita tidak boleh terprovokasi orang lain, sehingga tidak terjadi perpecahan diantara kita.

      Delete
  17. Allahuakbar !!!, ☺, kalau saya tidak mengenal penulis dan para komentator secara pribadi, mungkin saya akan mengira bahwa Anda semua adalah bapak ibu aktivis perdamaian yang berpendidikan, berilmu, dan juga berpengalaman. Menanggapi artikel di atas, saya ingin memberikan sebuah solusi nyata yang praktis, yaitu tersenyum pada setiap makhluk yang kita temui. Tetapi sepertinya tidak semua makhluk hidup bisa menerapkan ini. Jika berkenan, saya ingin menantang kita semua untuk melakukan hal sederhana ini, terutama di kediaman kita masing masing. Melihat pengalaman, saya sangat sulit menemui teman yang murah senyum, terutama pada saat kuliah dan di kediaman perkuliahan. Padahal saya merasa sangat damai dan tentram hanya dengan memberikan dan menerima senyuman. Mari kita tersenyum kawa ☺, salam baper!

    ReplyDelete
    Replies
    1. setuju sekali.
      menciptakan perdamaian memang bisa dimulai dari hal hal kecil, salah satunya adalah yg anda sebutkan yaitu tersenyum.

      Delete
  18. bagus nih artikelnya.
    semoga makin banyak orang-orang kreatif lain yg terdorong utk menulis artikel bermanfaat.
    Salam Baper!!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih, semoga semakin banyak pula orang yang mengimplementasikan berbagai tindakan sederhana dan mengamalkan apa yang menjadi manfaat artikel ini.
      Semoga perdamaian yang kita cita-citakan dapat terwujud.
      Semangat dalam membawa perubahan!!!

      Delete
  19. Sayang nya di indonesia lagi gaduh

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar secara bijak