Sunday, February 25, 2018

Diskusi Inisiasi 1 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar


 

Inisiasi & Diskusi 1

Diskusi 1
Teman-teman mahasiswa, apabila teman-teman membuka BMP Modul 1 maka teman-teman akan menemukan kutipan berikut ini:

Beberapa pakar pendidikan mengatakan bahwa pendidikan umum memiliki unsur pendidikan nilai, pendidikan kepribadian, dan pendidikan karakter sehingga diletakkan sebagai pondasi bagi mahasiswa agar menjadi makhluk sosial dan budaya yang berilmu pengetahuan, berwatak, berprilaku dan bertanggung jawab secara sosial dan budaya di sepanjang hidupnya.
Selanjutnya, apabila teman-teman membuka pengayaan Tuton maka Siti Irene Astuti menyatakan bahwa telah terjadi krisis karakter yang ditandai oleh: 1) adanya self destruction, 2) kurang mengembangkan potensi daya saing, 3) di beberap ada tendensi menguatkan konflik horisontal, dan 4) memudarnya nilai kemanusiaan.
Kemudian, pada pengayaan Tuton lainnya, yang membahas pemikiran Ki Hajar Dewantara maka menurut Haryanto, Ki Hajar Dwantoro mengajarkan tiga hal yang disebut Ajaran Trikon dalam rangka membangun karakter bangsa, yaitu 1) konsentrasi, 2) kontinuitas, dan 3) konvergensi.
Sejalan dengan Ki Hajar Dewantara, Foester (Koesoema://www.duniaesai), sebagaimana dikutip Aceng Kosasih, mengemukakan bahwa dalam rangka pembentukan Karakter maka 1) nilai menjadi pedoman normatif setiap tindakan, 2) perlu dibangun rasa percaya satu dengan yang lainnya, 3) upaya internalisasi norma masyarakat ke pribadi individu, dan 4) perlu ditanamkan rasa keteguhan dan kesetiaan.
Teman-teman peserta tuton, mari kita diskusikan apakah menurut Pendidikan Umum di Indonesia sudah dapat mencapai misinya tersebut? Kemudian mengutip pada pemikiran sebagaimana yang dipaparkan pada pengayaan Tuton, apa yang harus dilakukan bangsa Indonesia agar misi tersebut dapat dicapai.

Jawaban Diskusi 1


Menurut saya, pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Sehingga jika ditanya mengenai apakah pendidikan sudah tercapai misinya , saya rasa belum hehe,
Adapun tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, agar berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa, berakhlak mulia, berilmu, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan fungsi dari sistem pendidikan nasional adalah Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka upaya mewujudkan tujuan nasional. Namun, sistem pendidikan yang telah berlangsung saat ini masih cenderung mengeksploitasi peserta didik, indikator yang digunakanpun cenderung menggunakan indikator kepintaran, sehingga secara secara nilai dirapot maupun izasa tidak serta merta menunjukkan peserta didik akan mampu bersaing maupun bertahan di tegah gencarnya industrialisasi yang berlangsung saat ini.Dan indonesia memiliki masalah krisis karakter, krisis moral dan etika yang terjadi di indonesia.
upaya yang dilakukan, Penyelenggaraan sistem pendidikan nasional harus di tingkatkan lagi . negara kita banyak yang meniru sistem pendidikan dari luar negeri yang sudah berhasil sistem pendidikannya. Hal ini akan berhasil apabila semua komponen serta sarana dan prasarana yang ada sudah seperti negara di mana sistem tersebut diadopsi. Jangan memaksakan suatu sistem, sementara komponen, sarana dan prasarana belum diperbarui.
 

DISKUSI I SISTEM EKONOMI INDONESIA

DISKUSI I
Bagaimana dengan SEI? Apakah kita sudah memiliki sistem ekonomi yang dibangun atas dasar nilai-nilai , tradisi dan filosofi yang barakar dari masyarakat kita? Bagaimana dengan Sistem Ekonomi Pancasila, atau yang lebih reformis lagi yaitu Sistem Ekonomi Kerakyatan maupun Sistem Ekonomi yang lainnya lagi?

DISKUSI II
Secara umum, sistem ekonomi dapat dimaknai sebagai suatu keseluruhan sistem yang tersusun dari sub-sub sistem yang lebih kecil seperti pranata-pranata ekonomi, sosial politik dan ide-ide yang diantara mereka saling berinteraksi untuk memecahkan masalah-masalah ekonomi.

Masalah atau problem utama ekonomi adalah;
1. produksi, berhubungan dengan pertanyaan jenis barang apa yang akan diproduksi dan bagaimana memproduksinya
2. distribusi, berkaitan dengan bagaimana menyalurkan barang atau jasa yang telah dibuat itu
3. konsumsi, berhubungan dengan kapan dan siapa yang akan mengkonsumsinya
Nah teman-teman, saya mohon tanggapannya atas permasalahan sistem ekonomi tersebut.

Jawaban diskusi 1


Sistem ekonomi Indonesia haruslah berlandaskan Sistem Ekonomi Pancasila yaitu sebuah sistem perekonomian yang didasarkan pada lima sila dalam Pancasila. Ekonomi Pancasila adalah suatu konsep kebijaksanaan ekonomi, setelah mengalami pergerakan seperti bandul jam dari kiri ke kanan, hingga mencapai titik keseimbangan. Ke kanan artinya bebas mengikuti aturan pasar, sedangkan ke kiri artinya mengalami intervensi negara dalam bentuk perencanaan terpusat.  Secara sederhana, Ekonomi Pancasila dapat disebut sebagai sebuah sistem ekonomi pasar dengan pengendalian pemerintah atau "ekonomi pasar terkendali". Mungkin ada istilah-istilah lain yang mendekati pengertian "Ekonomi Pancasila", yaitu sistem ekonomi campuran, maksudnya campuran antara sistem kapitalisme dan sosialisme atau sistem ekonomi jalan ketiga.
 


INISIASI 1 SISTEM EKONOMI INDONESIA

 

Inisiasi 1

Inisiasi 1

SISTEM EKONOMI  INDONESIA(SEDANG) MENCARI BENTUK?


Selamat datang, selamat bergabung dalam program tutorial online untuk matakuliah Sistem Ekonomi Indonesia (ISIP4310). Program ini merupakan program interaktif dimana Anda bisa mengungkap semua problematik yang Anda hadapi saat belajar. Anda bisa berdiskusi dengan teman Anda atau ingin meberikan opini seputar Sistem Ekonomi Indonesia yang sampai kini belum jelas jati dirinya (apakah kita menganut sistem kapitalis murni dimana ketimpangan ekonomi begitu terasa. Atau sebaliknya, kita menganut sistem komunisme dimana hak-hak individu tidak dihargai (dipasung). Atau menerapkan sistem yang lebih moderat, seperti sosialis liberal atau kapitalis yang lebih etis (capitalist with human face) dimana ada keharmonisan antara kebebasan individu untuk beraktualisasi dan tanggung jawab social (social responsibility) yang lebih amanah, seperti membayar upah tenaga kerja yang memadai, membayar pajak sesuai aturan, menjaga ekosistem dan seterusnya.

Berbicara mengenai sistem ekonomi, itu sama artinya kita berbincang mengenai suatu orde atau tatanan ekonomi yang sengaja diciptakan untuk memandu segala aktivitas ekonomi menuju “sesuatu” yang diinginkan atau dicita-citakan. “Sesuatu” yang berdimensi positif, misalnya kemakmuran, kejayaan, dan kesejahteraan.

Untuk memanifestasi sesuatu yang diinginkan tersebut, suatu tatanan ekonomi idealnya dibangun atas kristalisasi nilai-nilai filosofis atau tradisi yang melatari masyarakat dalam melakukan kegiatan ekonomi. Memang hal ini kelihatannya mengandung pretensi yang konservatif. Tetapi coba kita simak, suatu orde atau sistem ekonomi yang sampai sekarang dominan, seperti sistem kapitalis dibangun dengan latar belakang tradisi laissez faire, liberal dari masyarakat yang menjunjung tingggi individulisme dan kompetisi yang kuat. Sehingga ketika sistem tersebut dijadikan sebuah tatanan outcame yang dihasilkan sungguh menakjubkan. Bahkan sistem kapitalis yang pada mulanya banyak digugat akan menimbulkan penghisapan yang luar biasa terhadap kaum papa (pekerja), seperti yang diungkapkan oleh Hegel maupun Karl Marx ternyata tidak sepenuhnya benar. Sebab dalam perjalannanya kapitalisme sendiri cukup adaptif terhadap tuntutan dan perubahan jaman.

Kapitalisme dalam sosoknya yang sekarang justru menunjukkan sosok yang lebih lembut (Capitalist with human face). Misalnya di negara kapitalis perlindungan konsumen, antimonopoly, tanggung jawab social atau CSR (corporate social responsibility), dan konservasi alam sungguh sangat diperhatikan. Bandingkan dengan sistem ekonomi yang tidak dibangun atas dasar kristalisasi nilai universal seperti komunisme, dalam perjalanannya sarat dengan korupsi, nepotisme, inefisiensi dan sangat kental dengan pelanggaran HAM sehingga pada akhirnya sistem ini tumbang begitu saja. Sedangkan negara yang masih menjadi pengikut sistem ekonomi komunisme cepat-cepat melakukan penyesuaian secara radikal, seperti yang dilakukan Cina.

DISKUSI 1 PENGANTAR SOSIOLOGI


DISKUSI 1

Anda dapat menyaksikan tayangan video berikut yang menggambarkan tentang “Apa itu Sosiologi”
Dari tayangan video tersebut, kemukakan bagaimana pendapat Anda apakah Sosiologi termasuk ilmu yang sulit dipelajari karena berada dalam tataran teoritis, dan teori-teori besarnya adalah teori untuk masyarakat barat. Disamping itu juga ada yang mengatakan bahwa sosiologi adalah ratu nya ilmu-ilmu sosial. Bahkan sebagai ratu dia berada pada posisi atas bahkan diatas astronomi,biologi, atau ilmu-ilmu alam.

Nah bagaimana pendapat anda!!!

https://www.youtube.com/watch?v=LK5J0-cM-HE&t=2s

Jawaban:


Menurut saya dari video tersebut dapat disimpulkan bahwa Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pergaulan hidup antara seseorang dengan seseorang, perseorangan dengan golongan atau golongan dengan golongan. Dengan demikian terdapat dua unsur pokok dalam sosiologi, yaitu manusia dan hubungan sosial (masyarakat). Terdapat berbagai pendapat tentang kedudukan individu dan masyarakat ini. Di satu pihak ada yang berpendapat bahwa individu lebih dominan daripada masyarakat, tetapi di pihak lain berpendapat bahwa masyarakat lebih dominan daripada individu.
Sementara itu terdapat pendapat yang mengambil posisi tengah yang mengatakan bahwa antara individu dan masyarakat terjadi proses saling mempengaruhi. Sejumlah kritik diajukan kepada sosiologi, yaitu 1) sosiologi adalah ilmu yang sulit, 2) sosiologi hanya merupakan kumpulan dari berbagai kajian ilmu sosial lainnya, dan 3) tidak ada lapangan yang khusus bagi sosiologi karena objeknya telah banyak digarap oleh ilmu-ilmu sosial lainnya sehingga kadang-kadang tidak mudah dipahami
Sosiologi merupakan cabang ilmu sosial yang dahulunya berinduk pada ilmu filsafat. Dengan demikian pokok-pokok pikiran sosiologi tidak bisa terlepas dari pemikiran para ahli filsafat yang mengkaji tentang masyarakat. Sosiologi mengalami perkembangan yang pesat pada abad ke-20, di mana pada masa ini mulai banyak bermunculan berbagai cabang sosiologi, seperti sosiologi industri, sosiologi perkotaan, sosiologi pedesaan, dan lain-lain. Pemikiran para ahli yang mengkonsentrasikan diri pada masalah kajian sosiologi ini dibedakan atas tokoh-tokoh sosiologi klasik dan tokoh-tokoh sosiologi modern.