Tuesday, March 6, 2018

Diskusi Inisiasi 2 Pengantar Antropologi

Diskusi Inisiasi 2

Teman-teman pada tuton minggu 2 kita mempelajari tentang teori2 ilmu antropologi, materi inisiasi dan pengayaan yang ada saya harapkan dapat memperluas pengetahuan.Dalam materi ini disebutkan bahwa dalam menjelaskan perkembangan sosial budaya, ahli antropologi meminjam teori evolusi dari ilmu biologi. Menurut teman-teman mengapa ahli antropologi harus meminjam teori evolusi untuk menjelaskan perkembangan sosial budaya? Silahkan teman-teman diskusikan bersama.
Salam

Jawaban:
Ahli antropologi harus meminjam teori evolusi untuk menjelaskan perkembangan sosial budaya. Penggunakan ungkapan-ungkapan evolusionistik dalam menanggapi gejala social tertentu. Istilah seperti sederhana-kompleks, kemajuan-kemunduran, tradisional-modern, atau desa-kota. Jelas menunjukkan cara berpikir yang merujuk pada proses perubahan atau perkembangan dari satu tahap ke tahap yang lain.
Evolusi adalah bagian yang tak terpisahkan dari objek kajian Antropologi yakni perkembangan budaya manusia. Di mana budaya itu selalu berkembang dari zaman ke zaman, mengalami perubahan dalam jangka waktu yang tidak singkat dalam hal ini disebut evolusi kebudayaan. Dengan demikian, meskipun evolusi biologi dan evolusi kebudayaan tidak lah sama persis, tapi cukup beralasan untuk berasumsi bahwa seleksi alam secara umum bisa bekerja tidak hanya pada gen saja, melainkan pada perilaku budaya. Selama spesies manusia terus eksis, tak ada alasan seleksi alamatas ciri-ciri biologi dan kebudayaan akan berhenti. Namun, evolusi tergantung pada aneka ragamperubahan yang kerap kali tidak bisa diprediksi dalam hal lingkungan fisik dan sosial

 

Monday, March 5, 2018

Diskusi Inisiasi 2 Ilmu Sosial dan Budaya Dasar

Diskusi Inisiasi 2
Menurut Anda, apakah kebudayaan itu:
-pasti berubah, atau
-bisa berubah, atau
-tidak mungkin berubah
Berikan penjelasan argumentatif Anda!
Selamat berdiskusi

Jawaban Diskusi

1. Menurut pendapat saya kebudayaan bisa berubah. Karena perubahan zaman. Semakin berkembangnya zaman, budaya kadang mengalami perubahan. Akulturasi dalam budaya dapat memungkinkan budaya berubah. Budaya pun dapat berubah karena tambahan dari budaya lain yang ikut terbawa.  

2. Menurut saya kebudayaan dapat berubah Sesuai Perkembangan Jaman. Hal ini disebakan oleh proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh sederhana Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa.
 

Diskusi 2 Sistem Ekonomi Indonesia

 

Diskusi 2

Menurut anda, masalah apa yang sering timbul di negara yang sedang berkembang dalam pelaksaanaan sistem ekonominya? Berikaan penjelasan anda disertai alasannya!

 Jawaban



Masalah Ekonomi di Negara Berkembang
Indonesia termasuk salah satu negara berkembang, seperti negara berkembang lainnya, Indonesia selalu menghadapi masalah ekonomi yang sama. Kemiskinan merupakan faktor utama masalah Indonesia, jumlah pengangguran yang semakin meningkat, tingkat kecerdasan masyarakat yang masih rendah, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. Di kota besar seperti Jakarta, keadaan seperti ini sudah menjadi pemandangan umum. Banyak orang yang hidup kurang beruntung terpaksa hidup sebagai pemulung sampah. Oleh karena itu, pendapatan yang diperoleh sangat rendah, anaknya tidak dapat bersekolah karena keterbatasan biaya, sehingga tingkat kecerdasan anak tersebut tidak berkembang. Hal ini juga menimbulkan kesenjangan ekonomi yang tajam antara orang yang berpenghasilan tinggi dan orang yang berpenghasilan rendah.
1.    Kemiskinan
Kemiskinan merupakan perwujudan keadaan serta kekurangan. Setiap negara memilik ukuran batas kemiskinan yang berbeda dengan negara lain. Pemerintah Indonesia memberikan perhatian serius dalam menanggulangi masalah kemiskinan yang dialami masyarakat. Dari tahun ke tahun pemerintah terus berupaya menurunkan jumlah dan persentase penduduk miskin dengan berbagai cara, antara lain subsidi silang. Subsidi silang yang dilakukan pemerintah yaitu dengan menetapkan harga BBM untuk minyak tanah lebih rendah daripada bensin. Subsidi untuk bensin  sedikit demi sedikit dikurangi dan nantinya dihilangkan sama sekali. Subsidi untuk minyak tanah masih dipertahankan agar masyarakat berpenghasilan rendah mampu membeli minyak tanah.
2.    Keterbelakangan
Masalah keterbelakangan sangat berhubungan dengan masalah kualitas sumber daya manusia. Disamping itu, masalah keterlebakangan sangat erat hubungannya dengan rendahnya tingkat kemajuan dan pelayanan kesehatan, kurang terpeliharanya fasilatas-fasilitas umum, dan rendahnya disiplin masyarakat.Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pemerintahan Indonesia berupaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, misalnya dengan meningkatkan mutu pendidikan nasional. Persentase alokasi dana untuk pendidikan pada anggaran APBN setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini dimaksudkan untuk membantu sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana belajar, seperti gedung sekolah yang rusak, buku-buku pelajaran yang kurang dan murid-murid yang memerlukan bantuan biaya sekolah.
3.    Pengangguran
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang dalam pembangunan ekonomi adalah masalah keterbatasan lapangan pekerjaan. Masalah pengangguran  timbul karena ada ketimpangan antara jumlah angkatan kerja dan jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini biasa terjadi karena negara yang bersangkutan sedang mengalami masa transisi perubahan struktur ekonomi dari negara agraris menjadi negara industry. Akibatnya angkatan kerja yang tersedia berada di sector agraris, sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia menuntut keahlian di sector industry. Masalah Ekonomi
4.    Ketidakmerataan hasil pembangunan
Masalah lain yang dihadapi negara berkembang adalah melaksanakan pembangunan ekonomi adalah masalah pemerataan pendapatan. Contohnya di Indonesia, perekonomian terkonsentrasi di kota-kota besar, terutama di pulau jawa. Sementara itu, dilihat dari hak penguasaan sector industry perekonomian didominasi oleh kurang lebih 200 konglomerat. Hal ini disebabkan sistem perekonomian yang terlau terpusat kepada negara sehingga potensi daerah kurang diperhatikan.


 

DISKUSI 2 Logika

 
Soal DISKUSI 2 Logika
 
Pada minggu 2 kita perlu mendiskusikan tentang:
1. Apa hubungan ide, konsep dan term dengan prinsip dasar penalaran?
2. Apa empat prinsip dasar penalaran yang dapat membuat sesat pikir?


Selamat berpartisipasi dan berdiskusi!

Salam sukses,


Jawaban:


Jawaban No 1
1. Hasil tangkapan akal manusia mengenai suatu objek, baik material maupun nonmaterial disebut ide atau konsep. Dasar penalaran pada umumnya adalah konsep atau ide atau sering juga disebut dengan pengertian, tanpa ada konsep atau ide tidak dapat diadakan penalaran. konsep atau ide diungkapkan dalam bentuk bahasa disebut dengan istilah term. term sebagai ungkapan jika terdiri atas satu kata atau satu istilah maka term itu dinamakan term sederhana atau term simpel dan jika terdiri atas beberapa kata maka term itu dinamakan term komposit atau term kompleks.setiap term mempunyai konotasi atau isi. jadi ide dan konsep dalam logika adalah sama artinya. konsep atau ide atau juga pengertian adalah bersifat kerohanian dan dapat diungkapkan kedalam bentuk kata atau istilah atau juga beberapa kata. Ungkapan pengertian dalam bentuk kata atau istilah disebut dengan term.

Jawaban No 2
4 prinsip penalaran yang membuat sesat pikir
  • prinsip identitas menyatakan,sesuatu hal adalah sama dengan hal sendirinya
  • prinsip nonkontradiksi menyatakan, sesuatu tidak mungkin merupakan hal tertentu dan bukan hal tertentu dalam suatu kesatuan. prinsip ini menyatakan juga bahwa dua sifat yang berlawanan penuh (secara mutlak) tidak mungkin ada pada suatu benda dalam waktu dan tempat yang sama.
  • prinsip eksklusi tertii menyatakan, sesuatu jika dinyatakan sebagai hal tertentu atau bukan hal tertentu maka tidak ada kemungkinan ketiga yang merupakan jalan tengah
  • prinsip cukup alasan menyatakan, sesuatu perubahan yangb terjadi pada sesuatu hal tertentu mestilah berdasarkan alasan yang cukup,tidak mungkin tiba-tiba berubah tanpa sebab-sebab yang mencukupi.

DISKUSI INISIASI 2 Pengantar Sosiologi

Saudara Mahasiswa, perhatikanlah tayangan video berikut yang menggambarkan tentang konsep ienteraksi sosial
Berikan tanggapan atas interaksi yang terjadi tawuran antar remaja yang marak terjadi disekitar kita ini dengan mengkaitkannya dengan proses interaksi sosial.

Saya tunggu partisipasi Anda!!!

https://www.youtube.com/watch?v=ZAZPGRcun_Q

Jawaban Diskusi


Menurut saya sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang mempunyai fungsi baik dibidang akademik maupun bidang non akademik, dan salah satu fungsi sekolah tersebut adalah membantu membentuk kepribadian siswa. Dalam membentuk kepribadian siswa, guru sebagai tenaga pengajar yang secara langsung berinteraksi dengan siswa, tentunya memiliki peranan yang sangat penting. Keadaan remaja yang labil terkadang sulit bagi mereka untuk mengendalikan emosinya, sehingga sering kali terjadi tindakan-tindakan yang melanggar norma, seperti tawuran. Dampak tawuran bagi siswa, sekolah dan masyarakat sangat besar, meliputi kerugian moral dan material. Guru merupakan unsur penting dalam keseluruham sistem pendidikan. Oleh karena itu peranan dan kedudukan guru dalam meningkatkan mutu dan kualitas anak didik perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh.
Guru sebagai tenaga pendidik harus berperan serta aktif untuk mencegah terjadinya tawuran tersebut. Adapun peran guru dalam mencegah terjadinya tawuran antar pelajar meliputi primary prevention ( ditekankan pada upaya pengembangan diri siswa dengan bisa mengembangkan secara seimbang tiga potensi yaitu berfikir, berestetika dan berkeyakinan kepada Tuhan.),  preventif (usaha mencegah timbulnya tawuran)dan treatment (memberikan sanksi sesuai kesalahan yang dilakukan oleh siswa mulai memberikan nasehat, surat pernyataan, memanggil orang tua murid,skors hingga dikeluarkan)..
Tawuran merupakan suatu bentuk tindakan kekerasan baik berupa kekerasan fisik seperti perkelahian, pemukulan atau psikis berupa cacian atau hinaan. Tawuran dapat diartikan sebagai perkelahian yang meliputi banyak orang. Tawuran merupakan gejala sosiologis yang harus dihadapi dan diatasi oleh pihak-pihak yang berhubungan dengan tawuran itu. Karena tawuran atau perkelahian fisik antar kelompok di lingkungan pelajar semakin sering terjadi. Sehingga, tawuran dapat diminimalisir atau bahkan dapat dihilangkan agar tidak ada lagi korban yang berjatuhan dan keamanan masyarakat dapat terjamin.
Tawuran antar pelajar merupakan fenomena sosial yang sudah dianggap lumrah oleh masyarakat di Indonesia. Bahkan ada sebuah pendapat yang menganggap bahwa tawuran merupakan salah satu kegiatan rutin dari pelajar yang menginjak usia remaja. Tawuiran antar pelajar sering terjadi di kota-kota besar. Dampak terjadinya tawuran adalah kerugian fisik, pelajar yang ikut tawuran kemungkinan akan menjadi korban. Baik itu cedera ringan, cedera berat, bahkan sampai kematian, Masyarakat disekitarnya juga dirugikan, terganggunya proses belajar mengajar, menurunnya moralitas para pelajar, hilangnya perasaan peka, toleransi, tenggang rasa, dan saling menghargai.
 

Sunday, March 4, 2018

Diskusi Inisiasi 1 Logika




Diskusi 1 dengan pertanyaan berikut:
1. Apa menurut Anda tentang inisiasi 1?
2. Jelaskan kembali inisiasi 1 secara singkat dan tepat?
Semangat!


Pada inisiasi 1 membahas mengenai konsep dan sejarah perkembangan logika, pembahasan mengenai konsep bagaimana cara kita memahami apa sebenarnya logika,serta bagaimana perkembangan logika.

logika merupakan sistem penalaran tentang penyimpulan yang sah atau logika adalah ilmu yang mengkaji hukum-hukum berpikir untuk memelihara proses penalaran dari kesalahan .Secara umum Logika terbagi atas 2 yaitu Logika Deduktif dan Logika Induktif. Jika logika deduktif, maka kesimpulannya bersifat “Pasti”. Sedangkan logika induktif, maka kesimpulannya bersifat “Mungkin”.
Konsepsi logika tersebut, tidak lepas dari sejarah yang membentuknya. Secara historis ada dua zaman yang membentuk logika, yakni: zaman Yunani dan zaman Modern. Dalam perkembangannya logika terus berkembang pada pembahasan logika simbolik.

INISIASI 1 KONSEP DAN SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA




INISIASI 1
KONSEP DAN SEJARAH PERKEMBANGAN LOGIKA

Tentunya, Anda sudah mengerti asal-usul kata LOGIKA baik secara etimologis maupun terminologis. Secara konseptual kita berangkat dari definisi terminologis bahwa logika adalah “sistem penalaran tentang penyimpulan yang sah” (Bakry, 2012: 1.3). Yang perlu diperhatikan dari definisi itu, yaitu sistem penalaran dan penyimpulan yang sah.  Sebelum memahami lebih dalam tentang penalaran dan penyimpulan, kita perlu mengenal LOGIKA DEDUKTIF dan LOGIKA INDUKTIF. Deduktif dan Induktif dapat dibedakan dengan melihat sifat kesimpulan yang dihasilkannya. Jika logika deduktif, maka kesimpulannya bersifat PASTI. Sedangkan logika induktif, maka kesimpulannya bersifat MUNGKIN.

Contoh logika deduktif:
Pancasila adalah ideologi bangsa Indonesia
Semua bangsa Indonesia mengakui ketuhanan Yang Maha Esa
Maka, Pancasila mengakui ketuhanan Yang Maha Esa.

Selain itu, deduktif dan induktif dapat dibedakan dengan melihat BENTUK atau ISI pernyataan yang digunakan. Logika deduktif dikenal dengan logika FORMAL, sebab kepastiannya ditentukan oleh bentuk pernyataan atau struktur dari penyataan yang digunakan. Contoh di atas secara formal dapat dijelaskan, sebagai berikut:
Semua A  adalah B
Semua B adalah C
Maka, semua A adalah C.

Sedangkan, logika induktif dikenal dengan logika MATERIAL, karena kemungkinannya ditentukan oleh isi penyataan yang digunakan. Isi penyataannya itu sesuai dengan kenyataan atau tidak, sehingga kesimpulan yang dihasilkannya adalah kemungkinan. Kemungkinan itu benar atau salah.

Contoh logika induktif:
Perempuan adalah manusia, laki-laki adalah manusia, anak-anak adalah manusia, waria adalah manusia
Perempuan, laki-laki, anak-anak, dan waria dipaksa, akan memberontak.
Maka, manusia dipaksa, akan memberontak.

Konsepsi logika tersebut, tidak lepas dari sejarah yang membentuknya. Secara historis ada dua zaman yang membentuk logika, yakni: zaman Yunani dan zaman Modern. Pada zaman Yunani, Aristoteles menjelaskan bahwa “logika adalah ilmu yang mengkaji hukum-hukum berpikir untuk memelihara proses penalaran dari kesalahan” (Bakry: 2012: 1.30). Logika zaman Yunani ini dikenal dengan logika TRADISIONAL atau logika ARISTOTELES yang berpusat pada karyanya Organon. Buku Organon berisi tentang Categoriae, De Interpretatione, Analytica Priora, Analytica Posteriora, Topica dan Sophistici Elenchi. Pada zamannya, konsepsi logika menurut Aristoteles diikuti oleh Theoprastus, kaum Stoik, Megaria Porphyrius, dan berkembang pada empat wilayah, yaitu: Athena, Iskandariah, Antiokia, dan Roma. Logika zaman Yunani berakhir pada masa Boethius di Roma. Akhir logika tradisional dikenal dengan zaman gelap (dark ages).

Pada abad XII atau zaman Modern, di wilayah Eropa Peter Abelard menghidupkan kembali logika pada pendidikan tinggi di Kota Paris. Hidup kembali logika dengan ditemukannya naskah-naskah kuno oleh Abelard tentang Topica karya Cicero, tentang Perihermenias komentar Apuleus, tentang De Syllogimo Hypothetico dan De Syllogismo Categorico komentar Boethius dan komentar tentang De Interpretatione. Masa ini disebut dengan Ars Vetus atau Logika Tua. Kemudian, berkembang pada Ars Nova atau Logika Baru, Logika kaum Scholastik, logika golongan Port Royal hingga logika simbolik. Logika SIMBOLIK pada abad IX dipelopori oleh Leibniz dengan idenya tentang ars combinatoria. Logika simbolik ditujukan untuk menjelaskan logika sebagai ilmu pasti. Setiap pengertian, pernyataan, dan hubungan digantikan dengan simbol-simbol. Logika simbolik dikembangkan pertama oleh George Boole dan Augustus de Morgan dalam bukunya The Mathematical Analysis of Logic (1847) tentang logika formal. Kemudian, John Venn menulis tentang Symbolic Logic (1881). Dalam perkembangannya logika terus berkembang pada pembahasan logika simbolik.

Sumber bacaan:
Noor Muhsin Bakri dan Sonjoruri Budiani Trisakti. Logika. Ed. V. Jakarta: Universitas Terbuka, 2012, hal. 1.1-1.11 dan 1.30-1.46.