Monday, October 24, 2016

Rahasia Euforia Pesona “Jateng Gayeng” yang Mendunia


Rahasia Euforia Pesona “Jateng Gayeng” yang Mendunia


“Kita telah mengetahui banyak tentang Indonesia,

tetapi misteri yang ada tetap tak mampu kita hitung banyaknya.

Seberapa seringpun kita berpetualang, selalu ada hal yang menakjubkan.

Itu lah Indonesiaku, Aku bangga menjadi anak Indonesia”

(Rahmat Novianto)

Salah satu ungkapan anak bangsa yang begitu terpesona melihat alam Indonesia. Euforia atau yang lebih akrab dimaknai dengan suasana nyaman atau kesenangan yang mendalam sangat pantas disematkan untuk bumi Indonesia. Euforia terbaik adalah apabila kita bisa menjadi tourist di negara sendiri. Bagi saya dapat menelusuri seluruh pelosok negeri merupakan cita-cita yang paling saya impikan. Bagaimana tidak? wisatawan asing saja berbondong-bondong mengagumi kekayaan alam kita. Bagaimana dengan kita yang tumbuh besar di alam yang indah ini, luar biasa menjadi kebanggan tersendiri. Sebagai seseorang yang masih memiliki darah jawa, salah satu daerah yang ingin saya eksplor adalah tanah kelahiran kedua orang tua saya yaitu provinsi yang memiliki slogan unggulan “Jateng Gayeng”. Jateng Gayeng menggambarkan kearifan masyarakat Jawa Tengah yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, ramah, menggembirakan, harmonis dan hangat serta menggambarkan sejuta keindahan Jawa Tengah yang mendunia. Kutipan ini merupakan pukulan telak bagi seseorang yang bangga keluar negeri menggunakan kaos yang memuat tulisan “My Trip, My Adventure”.
Taksi Uniq di London yang Mempromosikan Jawa Tengah
Sangat disayangkan jika kita mengetahui kemasyhuran “Jateng Gayeng” hanya sebatas slogan saja. Tahukah kita bahwa Jawa Tengah menyimpan sejuta pesona yang mendunia? Pesona Jawa Tengah tidak diragukan lagi keberagamannya. Mulai dari tempat wisata yang keindahannya memukau mata, kelezatan kulinernya yang menggoyang lidah, sampai keragaman bahasanya yang terdengar unik di telinga. Semua yang ada di Jawa Tengah telah menjadi daya tarik setiap wisatawan untuk berkunjung ke negeri walisongo tersebut. Berikut sepenggal cerita Rahasia Euforia pesona “Jateng Gayeng” yang mendunia dan patut diperhitungkan untuk dijadikan destinasi wisata.

"Liburan Tak Harus Mahal Kawan"
“Libur tlah tiba, libur tlah tiba, hatiiiku gembiraaa…” senang sekali rasanya libur semester kenaikan kelas waktu itu saya berkesempatan pulang kampung atau “mudik” ke kampung halaman orang tua saya Kabupaten Purbalingga. Dalam dua minggu kedepan tentu saja saya dan keluarga tidak akan menyia-nyiakan waktu yang sangat singkat ini. Kami berencana akan mengunjungi beberapa tempat wisata yang ada di Purbalingga dan daerah yang masih berada di sekitar Purbalingga. Maklum lah waktu kita cuma dua minggu, jadi dekat-dekat saja yang penting liburan hehe. 
Destinasi pertama yang kita kunjungi adalah wisata Baturaden yang terletak di kaki Gunung Slamet, masih terngiang keseruan saat menjelajah kaki gunung terbesar di Jawa Tengah itu. Keseruan diawali dengan alat transportasi yang saya dan keluarga gunakan dari Purbalingga menuju ke Purwokerto yaitu “coak” sebutan mobil bak terbuka di Purbalingga yang disewa dengan biaya yang cukup murah hanya membayar Rp100.000,00 untuk perjalanan pulang-pergi. Rasanya seperti rombongan kambing yang dibawa dari pasar, tapi percaya deh ini sangat seru, lucu dan merupakan hal baru bagi saya yang biasa menggunakan transportasi umum seperti bis, angkot, ataupun motor. Bisa dibayangkan keseruan bersama keluarga, tidak ada beban masalah yang dibawa hanya kelucuan serta canda tawa mengiringi keberangkatan kami. Singkat cerita kami sekeluarga sampai ke lokasi tujuan jam 09.00. Sesampainya disana kami dibuat terlena oleh pemandangan alam yang hijau dan hawa sejuk lereng Gunung Slamet yang berkabut. Tak mau buang-buang waktu kami langsung membeli tiket masuk Baturaden sebesar Rp14.000,00 per orang dan menuju ke beberapa lokasi yang ada di Baturaden:
Nonton Bioskop di Dalam Pesawat
Ini bukan pesawat Sukhoi yang jatuh Itu ya Guys, Tetapi ini bioskop di dalam pesawat
Pertama kali menginjakan kaki di Baturaden, kami dibuat penasaran dengan adanya sebuah pesawat yang bertengger tepat disamping pintu masuk Baturaden. Tentunya ini bukan pesawat Sukhoi yang jatuh itu ya Traveller. Daripada mati penasaran kami langsung menanyakan pada petugas dan ternyata pesawat itu bukanlah pesawat milik angkatan udara yang sedang berlatih melainkan pesawat untuk wahana menonton film di ruang terbuka. Seru juga kayanya, kami semua langsung tertarik untuk menikmati wahana tersebut. Kalau selama ini nonton bioskop biasanya di XXI, kali ini akan berbeda karena nontonnya di dalam pesawat. Untuk menikmati wahana ini kita cukup membayar Rp5.000,00 per orang. Film yang ditayangkan di bioskop ini bukan film Hollywood melainkan film mengenai alam dan budaya tanah air. Misalnya saja film tragedi tsunami, Gunung Merapi, atau cerita budaya di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Memang begitu seharusnya, kita harus mencintai budaya negeri sendiri daripada budaya luar negeri. Sayangnya durasi filmnya hanya 10 sampai 15 menit, yang paling penting adalah kami sempatkan untuk berfoto. Narsis tetap dipertahankan haha.
Spa Murah di Pancuran Telu
Perjalanan Menuju Pancuran Telu
Pancuran telu Baturaden merupakan pemandian air panas yang mengandung belerang. Pemandian air panas ini dipercaya dapat membantu menyembuhkan berbagai macam penyakit. Katanya sih suhu air di pemandian pancuran telu ini berkisar antara 60 sampai dengan 70 derajat celcius. Bisa dibayangkan rasanya berendam air hangat ditengah dinginnya pegunungan sambil menikmati pemandangan alam yang hijau, uuuh nikmaaat serasa di spa, hehe. Untuk masuk ke area pancuran telu ini kita cukup membayar Rp5.000,00, murah sekali bukan.
Beberapa Menit Sebelum Berendam di Pancuran Telu
Kuliner Mendoan Khas Banyumas yang Original
Setelah berendam di pemandian air panas dan ganti kostum buat narsis rupanya kami kelaparan juga. Menu yang pas saat udara dingin adalah mendoan hangat dan susu murni. Duuuuh kebayang nikmatnya. Kehangatan mendoan akan menjadikan cita rasa hidup berpadu dengan cinta kasih orang-orang tercinta. Dan kehangatan keakraban bersama orang-orang tercinta akan menjadikan hidup terasa lebih bermakna, kok jadi puitis ya haha. Harga tempe mendoan sangat terjangkau yaitu Rp3.000,00 per potongan dan susu murni Rp6.000,00 per gelasnya.
Nikmatnya Mendoan Khas Banyumas
Menguak Eksotisme Alam di Pancuran Pitu
Belum ke Baturaden namanya kalau belum menginjakan kaki hingga Pancuran Pitu. Tentunya pancuran pitu ini merupakan wisata favorit saya ketika mengunjungi wisata Baturaden. Dari namanya saja pancuran pitu ini sudah memacu adrenalin saya untuk mengeksplornya lebih dalam. Mengapa dinamakan pancuran pitu ya? Saking penasaran saya menanyakannya pada penjual souvenir di sekitaran pintu masuk Pancuran Pitu. Nama Pancuran Pitu berasal dari Bahasa Jawa, pancuran berarti air terjun dan pitu berarti tujuh. Jadi Pancuran Pitu artinya sebuah air terjun yang berjumlah tujuh. Mendengar kata air terjun pasti kita akan terbayang pada sebuah sumber air yang menjulang tinggi, eitss… tapi belum tentu. Mengingat ini adalah sebuah eksotisme alam, bukan berarti obyek wisata Pancuran Pitu memiliki grojogan yang tinggi. Pancuran Pitu memiliki tinggi air jatuh sekitar 1 meter, yang menarik dari Pancuran Pitu adalah tujuh buah lengkungan air terjun yang tercipta akibat aliran air panas yang mengandung belerang secara terus menerus.
Perjalanan Menuju Pancuran Pitu
Pancuran Pitu ini terletak di bukit Gunung Slamet, sekitar 5 km dari pertigaan jalan Baturaden ke arah kanan. Jalan yang berkelok dan tikungan tajam membuat Pancuran Pitu susah untuk ditempuh dengan kendaraan biasa. Yah sekalian olahraga dan menghirup udara segar yang jarang sekali didapat di kota besar, saya dan keluarga mengaksesnya dengan jalan kaki. Lebih mudah dan irit ongkos tentunya, sambil menyelam minum air gitu hehe. Setapak demi setapak kudaki hingga menuju pintu masuk atau parkir atas Pancuran Pitu dan dilanjut menuruni satu per satu anak tangga menuju Pancuran Pitu. Dibilang capek itu sudah pasti, tapi jangan khawatir bagi petualang yang mungkin saja kesleo otot ketika jalan, di Pancuran Pitu banyak jasa memijat dengan media belerang yang memasang tarif Rp10.000,00 untuk sekali pijat refleksi. Harga itu tidak setengah-setengah ya, sudah satu paket kaki kanan dan kiri.
Eksotisme utama yang disajikan Pancuran Pitu selain alamnya yang sejuk, juga karena air panas belerang yang konon secara ilmiah mampu mengobati berbagai macam penyakit kulit mulai dari gatal-gatal hingga panu. Bahkan, banyak Petualang yang sengaja datang untuk melakukan terapi kesehatan air panas belerang setiap bulan. Masyarakat percaya bahwa belerang yang berasal dari Pancuran Pitu dapat mengurangi penyakit kulit yang sedang diderita. Juga memberikan efek pijatan refleksi pada bagian tubuh yang disiram dengan air belerang dari Pancuran Pitu. Kalaupun hanya untuk berendam kaki di air panas atau menyiram bagian kepala, cukup dengan menguyur di depan Pancuran Pitu. Namun bagi yang hendak mandi air panas belerang, Petualang bisa mandi di kolam-kolam kamar mandi tertutup di sebelah Pancuran Pitu. Dijamin weenake poll. Karena saat di Pancuran Telu saya dan keluarga sudah mandi dan berendam, di Pancuran Pitu ini kami hanya sekedar berendam kaki dan melihat pemandangan saja, karena faktor kehabisan baju ganti juga sih sebenarnya hehe.
Eksotisme Pancuran Pitu
Selain wahana-wahana tersebut saya dan keluarga juga menikmati beberapa fasilitas seperti sepeda air, pemandangan air terjun dan curug dengan batu-batuan di sungai Baturaden yang cocok dan pas banget untuk berfoto. Bagi saya kesan berlibur di Baturaden adalah murah, meyehatkan, dan menyenangkan.

"Semarang Kota Berjuta Cerita"
Kali kedua saya menginjakan kaki di Provinsi Jawa Tengah adalah di Kota Semarang. Kebetulan salah satu teman kuliah saya berasal dari Semarang, dan saya diajak berlibur ke daerahnya selama tiga hari. Perjalanan dari Jakarta ke Semarang ditempuh kurang lebih selama 10 jam menggunakan kereta. Kami turun di Stasiun Tawang, dan langsung menuju rumah teman saya. Untung saja saya tipe orang yang cepat akrab dengan orang, jadi tidak terlalu “kikuk” saat bertemu keluarga teman saya itu. Ditambah dengan sikap mereka yang ramah, lembut dan sopan membuat saya semakin betah di Semarang. Keesokan harinya kami berencana akan berkeliling wisata di Kota Semarang selama sehari penuh. Harus menyiapkan tenaga nih…
Nuansa Eropa Kuno Gereja Blenduk
Keluar dari rumah tujuan pertama kami adalah Gereja Blenduk yang konon katanya merupakan gereja tertua di Kota Semarang. Entah berapa usianya saya juga kurang tahu. Setelah saya searching di internet ternyata usia Gereja Blenduk tersebut sudah mencapai 265 tahun. Waoow sudah tua sekali ya. Tak mau buang-buang waktu kami langsung mengeluarkan senjata andalan untuk narsis yaitu handphone dan tongkat narsis. Pengambilan foto kami ambil dari Taman Srigunting, dengan latar belakang Gereja Blenduk. Hasil jepretannya sangat artistik, serasa berada di Eropa kuno. Tidak kecewa deh jauh-jauh dari Jakarta.
 Ini Eropa? Bukan, Ini Gereja Blenduk Kawan
Megahnya Masjid Agung Jawa Tengah
Selesai foto-foto dan menikmati angin pagi hari kota tua, kita melanjutkan perjalanan menuju Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid yang terkenal dengan pilar-pilar megah khas timur tengahnya itu loh. Pilar-pilar tersebut hanya dibuka pada hari besar Islam menjadi payung-payung yang indah. Sayang sekali saya kurang beruntung karena waktu saya berkunjung bukan hari besar Islam. Yang sangat unik dari masjid ini tentu saja pilar-pilar payungnya yang akan terlihat megah ketika dibentangkan. Walaupun saat tertutup juga tak kalah indahnya, juga bangunan masjid berdesain rumah joglo khas Jawa melambangkan akultrasi yang sangat indah.
Kemegahan Masjid Agung Jawa Tengah
Perpaduan Narsis dan Aroma Mistis Lawang Sewu
Tujuan selanjutnya adalah bangunan yang menjadi salah satu ikon Semarang yaitu Lawang Sewu. Kalau diartikan lawang itu artinya pintu, dan sewu itu artinya seribu. Jadi kalau digabungkan artinya bangunan yang memiliki pintu berjumlah seribu. Tapi saya tidak sempat menghitung sendiri jumlah pintunya apakah benar ada seribu pintu atau tidak. Terlepas dari jumlah pintu yang masih saya pertanyakan itu, saya sangat bangga karena bisa berkunjung ke tempat bersejarah di Semarang yang terkenal dengan aroma mistisnya ini. Walaupun banyak yang beranggapan disini sangat mistis tapi bagi saya disini tempat yang sangat pas buat narsis. Seperti biasanya ritual wajib yang harus dilakukan saat mengunjungi suatu tempat adalah berfoto. Hehe mumpung masih di Semarang kita narsis saja dulu.
Berpose di Lawang Sewu
Kukejar Cinta sampai ke Sam Poo Kong
Mendengar kata Sam Poo Kong pikiran saya langsung teringat pada sebuah film berjudul “Kukejar Cinta sampai ke Negeri Cina” yang dibintangi oleh aktor yang lumayan mirip saya yaitu Adipati Dolken haha. Ya, Klenteng Sam Poo Kong merupakan salah satu tempat yang dijadikan lokasi film tersebut. Klenteng Sam Poo Kong yaitu sebuah kuil Tionghoa yang terletak di daerah Simongan Semarang Barat. Meski ini sebuah klenteng yang masih aktif dan digunakan untuk ibadah namun disinilah terlihat betapa kerukunan antar umat beragama dijunjung tinggi. Dengan pengunjung mayoritas umat muslim yang berwisata maka sebelah kanan pintu masuk ada sebuah mushola. Tiket masuk ke Sam Poo Kong sekitar Rp3.000,00 per orang, murah sekali kan. Dengan harga yang murah di Sam Poo Kong ini kita serasa berada di daratan cina sungguhan.
Tiket Masuk ke Sam Poo Kong
Di Dalam Klenteng Sam Poo Kong
Demikianlah beberapa pesona Jawa Tengah yang pernah saya kunjungi. Baru mengunjungi dua daerah saja saya sudah jatuh cinta dengan Jawa Tengah, kalau ada kesempatan rasanya saya ingin sekali mengeksplor pesona Jawa Tengah lainnya yang belum saya ketahui. Nah, berikut beberapa tempat di Jawa Tengah yang ingiiiiiin sekali saya kunjungi tetapi belum kesampaian:
Warisan yang Tak Ternilai Harganya
Berbicara tentang Jawa Tengah tak lengkap rasanya kalau belum bercerita mengenai ikon Jawa Tengah yang menjadi tujuh keajaiban dunia, ya Candi Borobudur. Ini merupakan tempat yang sangat ingin saya kunjungi namun belum sempat hehe. Biar saya dan sobat traveler makin penasaran dengan candi Borobudur. Berikut saya ceritakan berbagai pengalaman teman-teman saya yang pernah mengunjungi Candi ini. Bangunan yang menjadi salah satu keajaiban dunia ini terletak di Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Magelang. Candi ini merupakan candi Budha terbesar di dunia yang merupakan salah satu maha karya “Master Piece” di antara tujuh keajaiban dunia yang merupakan warisan dari kepemimpinan Raja Samaratungga. Wow, Pastinya kita semakin bangga jadi anak Indonesia memiliki salah satu dari 7 keajaiban dunia, bukan?
Menurut beberapa sobat traveler disana, kemegahan borobudur menyerupai sebuah bangunan yang berbentuk gunung yang berteras-teras, sementara masyarakat setempat mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan ini sendiri berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat yang memiliki makna yang berbeda. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai dengan kepercayaan Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Harapan saya suatu saat nanti saya bisa melihat salah satu maha karya yang terletak di Jawa Tengah Ini ya guys. Buat sobat traveler yang ingin mengunjungi candi ini jaga selalu kelestarian warisan kekayaan Indonesia ya, agar anak, cucu kita bisa menyaksikan betapa indah nya pesona Indonesia.
Kemegahan Candi Borobudur
Umbul Ponggok Duta Kekinian Indonesia
Wisata yang tak kalah greget yang ingin sekali saya kunjungi sebut saja duta kekinian Indonesia. Sebutan ini saya persembahkan secara pribadi pada suatu tempat wisata yang berlokasi di Klaten yaitu Umbul Ponggok. Bagaimana tidak setiap kali saya membuka media sosial seperti twitter, Facebook ataupun Instagram, betapa banyak remaja hitz yang berfoto di Umbul Ponggok ini. Bikin ngiri rasanya. Tapi apalah daya saya hanya bisa bercerita sedikit tentang Umbul Ponggok dari berbagai informasi di sosial media yang saya dapat. Sambil menyelam minum air, mungkin disini kita bisa menyelam sambil nyari jodoh yah, mana tahu ketemu di dasar kolam Umbul Ponggok haha. Tidak hanya itu saja kepopuleran wisata underwater Umbul Ponggok sering disebut dengan Bunaken Van Klaten, ya surga underwater-nya klaten.  
Umbul Ponggok sendiri adalah kolam mata air jernih yang dapat kita jumpai di Klaten. Tak hanya airnya yang super biru dan bening  saja yang menarik perhatian pengunjung. Namun di dasar kolam telah disediakan pula beberapa properti yang siap diaplikasikan buat kita pecinta seni narsis yang pastinya bikin kita lebih hitz dan kekinian seperti becak, sepeda motor, ayunan, bahkan tenda. Namanya juga Bunaken Van klaten tentu banyak ikannya ya. Ikan-ikan yang terlampau sehat seukuran telapak kaki hingga selebar paha pun hidup pula di dalamnya. BTW, IKANNYA JANGAN DIAMBIL YA Sobat Traveler, kita harus jadi wisatawan yang baik dengan tidak merusak segala sesuatu yang ada di tempat wisata. Di pinggir-pinggir kolam, sudah dibangun kios-kios yang menjual berbagai macam kebutuhan pengunjung seperti penyewaan alat snorkeling, pelampung, dan jasa pemotretan di bawah air. Kalau lapar, juga tersedia makanan berupa gorengan dan minuman dingin dan panas. Tak hanya snorkeling, pengunjung juga bisa menggunakan fasilitas seawalker bahkan scuba diving di Umbul Ponggok ini. Iya, kamu bisa diving di Umbul Ponggok! Duuuuh jadi makin penasaran nih sama Umbul Ponggok. Dan tiba-tiba jadi punya cita-cita buat foto prewedd nanti di Umbul Ponggok saja lah haha.
Keindahan Kolam Umbul Ponggok
Berbagai Properti Seru di Kolam Umbul Ponggok
Dari cerita saya tentang beberapa pesona Jawa Tengah yang sudah dan belum sempat saya kunjungi itu cukup membangkitkan jiwa petualangmu untuk mengeksplor Jawa Tengah lebih dalam bukan? Jadi kamu kapan menikmati pesona Jawa Tengah?
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Tengah @visitjawatengah (www.twitter.com/visitjawatengah).

4 comments:

Silahkan berkomentar secara bijak