Rahasia
Euforia Pesona “Jateng Gayeng” yang Mendunia
“Kita telah mengetahui banyak tentang
Indonesia,
tetapi misteri yang ada tetap tak mampu
kita hitung banyaknya.
Seberapa seringpun kita berpetualang,
selalu ada hal yang menakjubkan.
Itu lah Indonesiaku, Aku bangga menjadi
anak Indonesia”
(Rahmat Novianto)
Salah satu
ungkapan anak bangsa yang begitu terpesona melihat alam Indonesia. Euforia atau
yang lebih akrab dimaknai dengan suasana nyaman atau kesenangan yang mendalam
sangat pantas disematkan untuk bumi Indonesia. Euforia terbaik adalah apabila
kita bisa menjadi tourist di negara
sendiri. Bagi saya dapat menelusuri seluruh pelosok negeri merupakan cita-cita
yang paling saya impikan. Bagaimana tidak? wisatawan asing saja
berbondong-bondong mengagumi kekayaan alam kita. Bagaimana dengan kita yang
tumbuh besar di alam yang indah ini, luar biasa menjadi kebanggan tersendiri.
Sebagai seseorang yang masih memiliki darah jawa, salah satu daerah yang ingin
saya eksplor adalah tanah kelahiran kedua orang tua saya yaitu provinsi yang memiliki
slogan unggulan “Jateng Gayeng”. Jateng Gayeng menggambarkan kearifan
masyarakat Jawa Tengah yang penuh semangat, berani, tangguh, jujur, ramah,
menggembirakan, harmonis dan hangat serta menggambarkan sejuta keindahan Jawa
Tengah yang mendunia. Kutipan ini merupakan pukulan telak bagi seseorang yang
bangga keluar negeri menggunakan kaos yang memuat tulisan “My Trip, My Adventure”.
Taksi Uniq di London yang Mempromosikan Jawa Tengah
Sangat
disayangkan jika kita mengetahui kemasyhuran
“Jateng Gayeng” hanya sebatas slogan saja. Tahukah kita bahwa Jawa Tengah
menyimpan sejuta pesona yang mendunia? Pesona Jawa Tengah tidak diragukan lagi keberagamannya.
Mulai dari tempat wisata yang keindahannya memukau mata, kelezatan kulinernya
yang menggoyang lidah, sampai keragaman bahasanya yang terdengar unik di
telinga. Semua yang ada di Jawa Tengah telah menjadi daya tarik setiap
wisatawan untuk berkunjung ke negeri walisongo tersebut. Berikut sepenggal
cerita Rahasia Euforia pesona “Jateng Gayeng” yang mendunia dan patut
diperhitungkan untuk dijadikan destinasi wisata.
"Liburan Tak Harus Mahal Kawan"
“Libur
tlah tiba, libur tlah tiba, hatiiiku gembiraaa…” senang sekali rasanya libur
semester kenaikan kelas waktu itu saya berkesempatan pulang kampung atau
“mudik” ke kampung halaman orang tua saya Kabupaten Purbalingga. Dalam dua
minggu kedepan tentu saja saya dan keluarga tidak akan menyia-nyiakan waktu
yang sangat singkat ini. Kami berencana akan mengunjungi beberapa tempat wisata
yang ada di Purbalingga dan daerah yang masih berada di sekitar Purbalingga.
Maklum lah waktu kita cuma dua minggu, jadi dekat-dekat saja yang penting
liburan hehe.
Destinasi pertama yang kita kunjungi adalah wisata Baturaden yang terletak di kaki Gunung Slamet, masih terngiang keseruan saat menjelajah kaki gunung terbesar di Jawa Tengah itu. Keseruan diawali dengan alat transportasi yang saya dan keluarga gunakan dari Purbalingga menuju ke Purwokerto yaitu “coak” sebutan mobil bak terbuka di Purbalingga yang disewa dengan biaya yang cukup murah hanya membayar Rp100.000,00 untuk perjalanan pulang-pergi. Rasanya seperti rombongan kambing yang dibawa dari pasar, tapi percaya deh ini sangat seru, lucu dan merupakan hal baru bagi saya yang biasa menggunakan transportasi umum seperti bis, angkot, ataupun motor. Bisa dibayangkan keseruan bersama keluarga, tidak ada beban masalah yang dibawa hanya kelucuan serta canda tawa mengiringi keberangkatan kami. Singkat cerita kami sekeluarga sampai ke lokasi tujuan jam 09.00. Sesampainya disana kami dibuat terlena oleh pemandangan alam yang hijau dan hawa sejuk lereng Gunung Slamet yang berkabut. Tak mau buang-buang waktu kami langsung membeli tiket masuk Baturaden sebesar Rp14.000,00 per orang dan menuju ke beberapa lokasi yang ada di Baturaden:
Destinasi pertama yang kita kunjungi adalah wisata Baturaden yang terletak di kaki Gunung Slamet, masih terngiang keseruan saat menjelajah kaki gunung terbesar di Jawa Tengah itu. Keseruan diawali dengan alat transportasi yang saya dan keluarga gunakan dari Purbalingga menuju ke Purwokerto yaitu “coak” sebutan mobil bak terbuka di Purbalingga yang disewa dengan biaya yang cukup murah hanya membayar Rp100.000,00 untuk perjalanan pulang-pergi. Rasanya seperti rombongan kambing yang dibawa dari pasar, tapi percaya deh ini sangat seru, lucu dan merupakan hal baru bagi saya yang biasa menggunakan transportasi umum seperti bis, angkot, ataupun motor. Bisa dibayangkan keseruan bersama keluarga, tidak ada beban masalah yang dibawa hanya kelucuan serta canda tawa mengiringi keberangkatan kami. Singkat cerita kami sekeluarga sampai ke lokasi tujuan jam 09.00. Sesampainya disana kami dibuat terlena oleh pemandangan alam yang hijau dan hawa sejuk lereng Gunung Slamet yang berkabut. Tak mau buang-buang waktu kami langsung membeli tiket masuk Baturaden sebesar Rp14.000,00 per orang dan menuju ke beberapa lokasi yang ada di Baturaden:
Nonton
Bioskop di Dalam
Pesawat
Ini bukan pesawat Sukhoi yang jatuh Itu ya Guys, Tetapi ini bioskop di dalam pesawat
Pertama
kali menginjakan kaki di Baturaden, kami dibuat penasaran dengan adanya sebuah
pesawat yang bertengger tepat disamping pintu masuk Baturaden. Tentunya ini bukan pesawat Sukhoi yang jatuh itu ya Traveller. Daripada mati
penasaran kami langsung menanyakan pada petugas dan ternyata pesawat itu
bukanlah pesawat milik angkatan udara yang sedang berlatih melainkan pesawat
untuk wahana menonton film di ruang terbuka. Seru juga kayanya, kami semua
langsung tertarik untuk menikmati wahana tersebut. Kalau selama ini nonton
bioskop biasanya di XXI, kali ini akan berbeda karena nontonnya di dalam
pesawat. Untuk menikmati wahana ini kita cukup membayar Rp5.000,00 per orang.
Film yang ditayangkan di bioskop ini bukan film Hollywood melainkan film
mengenai alam dan budaya tanah air. Misalnya saja film tragedi tsunami, Gunung
Merapi, atau cerita budaya di TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Memang begitu seharusnya, kita harus
mencintai budaya negeri sendiri daripada budaya luar negeri. Sayangnya durasi filmnya
hanya 10 sampai 15 menit, yang paling penting adalah kami sempatkan untuk
berfoto. Narsis tetap dipertahankan haha.
Spa Murah di Pancuran Telu
Pancuran
telu Baturaden merupakan pemandian air panas yang mengandung belerang.
Pemandian air panas ini dipercaya dapat membantu menyembuhkan berbagai macam
penyakit. Katanya sih suhu air di pemandian pancuran telu ini berkisar antara
60 sampai dengan 70 derajat celcius. Bisa dibayangkan rasanya berendam air
hangat ditengah dinginnya pegunungan sambil menikmati pemandangan alam yang
hijau, uuuh nikmaaat serasa di spa, hehe. Untuk masuk ke area pancuran telu ini
kita cukup membayar Rp5.000,00, murah sekali bukan.
Kuliner
Mendoan Khas Banyumas yang Original
Setelah
berendam di pemandian air panas dan ganti kostum buat narsis rupanya kami kelaparan juga. Menu yang pas saat
udara dingin adalah mendoan hangat dan susu murni. Duuuuh kebayang nikmatnya. Kehangatan
mendoan akan menjadikan cita rasa hidup berpadu dengan cinta kasih orang-orang
tercinta. Dan kehangatan keakraban bersama orang-orang tercinta akan menjadikan
hidup terasa lebih bermakna, kok jadi puitis ya haha. Harga tempe mendoan
sangat terjangkau yaitu Rp3.000,00 per potongan dan susu murni Rp6.000,00 per
gelasnya.
Menguak Eksotisme Alam di Pancuran Pitu
Belum
ke Baturaden namanya kalau
belum menginjakan kaki hingga Pancuran Pitu. Tentunya pancuran pitu ini
merupakan wisata favorit saya ketika mengunjungi wisata Baturaden. Dari namanya
saja pancuran pitu ini sudah memacu
adrenalin saya untuk mengeksplornya
lebih dalam. Mengapa dinamakan pancuran pitu ya? Saking penasaran saya
menanyakannya pada penjual souvenir di sekitaran pintu masuk Pancuran Pitu. Nama Pancuran Pitu berasal
dari Bahasa Jawa, pancuran berarti air terjun dan pitu berarti tujuh. Jadi
Pancuran Pitu artinya sebuah air terjun yang berjumlah tujuh. Mendengar kata air terjun pasti kita akan terbayang pada sebuah
sumber air yang menjulang tinggi, eitss… tapi belum tentu. Mengingat ini
adalah sebuah eksotisme alam, bukan berarti obyek wisata Pancuran Pitu memiliki
“grojogan” yang tinggi. Pancuran
Pitu memiliki tinggi air jatuh sekitar 1 meter, yang menarik dari Pancuran Pitu
adalah tujuh buah lengkungan air terjun yang tercipta akibat aliran air panas
yang mengandung belerang secara terus menerus.
Pancuran
Pitu ini terletak di bukit Gunung Slamet, sekitar 5 km dari pertigaan jalan
Baturaden ke arah kanan. Jalan yang berkelok dan tikungan tajam membuat Pancuran
Pitu susah untuk ditempuh dengan kendaraan biasa. Yah sekalian olahraga dan
menghirup udara segar yang jarang sekali didapat di kota besar, saya dan
keluarga mengaksesnya
dengan jalan kaki. Lebih mudah dan irit ongkos tentunya, sambil
menyelam minum air gitu hehe. Setapak demi setapak kudaki hingga menuju pintu
masuk atau parkir atas Pancuran Pitu dan dilanjut menuruni satu per satu anak
tangga menuju Pancuran Pitu. Dibilang capek itu sudah pasti, tapi jangan khawatir bagi petualang
yang mungkin saja kesleo otot ketika jalan, di Pancuran Pitu banyak jasa memijat
dengan media belerang yang memasang tarif Rp10.000,00 untuk sekali pijat
refleksi. Harga itu tidak
setengah-setengah ya, sudah satu paket kaki kanan dan
kiri.
Eksotisme
utama yang disajikan Pancuran Pitu selain alamnya yang sejuk, juga karena air
panas belerang yang konon secara ilmiah mampu mengobati berbagai macam penyakit
kulit mulai dari gatal-gatal hingga panu. Bahkan, banyak Petualang yang sengaja
datang untuk melakukan terapi kesehatan air panas belerang setiap bulan.
Masyarakat percaya bahwa belerang yang berasal dari Pancuran Pitu dapat
mengurangi penyakit kulit yang sedang diderita. Juga memberikan efek pijatan
refleksi pada bagian tubuh yang disiram dengan air belerang dari Pancuran Pitu.
Kalaupun hanya untuk berendam kaki di air panas atau menyiram bagian kepala,
cukup dengan menguyur di depan Pancuran Pitu. Namun bagi yang hendak mandi air
panas belerang, Petualang bisa mandi di kolam-kolam kamar mandi tertutup di
sebelah Pancuran Pitu. Dijamin weenake poll.
Karena saat di Pancuran Telu saya dan keluarga sudah mandi dan berendam, di
Pancuran Pitu ini kami hanya sekedar berendam kaki dan melihat pemandangan
saja, karena faktor kehabisan baju ganti juga sih sebenarnya hehe.
Selain
wahana-wahana tersebut saya dan keluarga juga menikmati beberapa fasilitas
seperti sepeda air, pemandangan air terjun dan curug dengan batu-batuan di
sungai Baturaden yang cocok dan pas banget untuk berfoto. Bagi saya kesan berlibur
di Baturaden adalah murah, meyehatkan, dan menyenangkan.
"Semarang Kota Berjuta Cerita"
Kali
kedua saya menginjakan kaki di Provinsi Jawa Tengah adalah di Kota Semarang.
Kebetulan salah satu teman kuliah saya berasal dari Semarang, dan saya diajak
berlibur ke daerahnya selama tiga hari. Perjalanan dari Jakarta ke Semarang
ditempuh kurang lebih selama 10 jam menggunakan kereta. Kami turun di Stasiun
Tawang, dan langsung menuju rumah teman saya. Untung saja saya tipe orang yang
cepat akrab dengan orang, jadi tidak terlalu “kikuk” saat bertemu keluarga
teman saya itu. Ditambah dengan sikap mereka yang ramah, lembut dan sopan
membuat saya semakin betah di Semarang. Keesokan harinya kami berencana akan
berkeliling wisata di Kota Semarang selama sehari penuh. Harus menyiapkan
tenaga nih…
Nuansa Eropa Kuno Gereja Blenduk
Keluar
dari rumah tujuan pertama kami adalah Gereja Blenduk yang konon katanya
merupakan gereja tertua di Kota Semarang. Entah berapa usianya saya juga kurang
tahu. Setelah saya searching di
internet ternyata usia Gereja Blenduk tersebut sudah mencapai 265 tahun. Waoow
sudah tua sekali ya. Tak mau buang-buang waktu kami langsung mengeluarkan
senjata andalan untuk narsis yaitu handphone
dan tongkat narsis. Pengambilan foto kami ambil dari Taman Srigunting, dengan
latar belakang Gereja Blenduk. Hasil jepretannya sangat artistik, serasa berada
di Eropa kuno. Tidak kecewa deh jauh-jauh dari Jakarta.
Ini Eropa? Bukan, Ini Gereja Blenduk Kawan
Megahnya Masjid Agung Jawa Tengah
Selesai
foto-foto dan menikmati angin pagi hari kota tua, kita melanjutkan perjalanan
menuju Masjid Agung Jawa Tengah. Masjid yang terkenal dengan pilar-pilar megah
khas timur tengahnya itu loh. Pilar-pilar tersebut hanya dibuka pada hari besar
Islam menjadi payung-payung yang indah. Sayang sekali saya kurang beruntung
karena waktu saya berkunjung bukan
hari besar Islam. Yang sangat unik dari masjid ini tentu saja pilar-pilar
payungnya yang akan terlihat megah ketika dibentangkan. Walaupun saat tertutup
juga tak kalah indahnya, juga bangunan masjid berdesain rumah joglo khas Jawa
melambangkan akultrasi yang sangat indah.
Perpaduan Narsis dan Aroma Mistis Lawang Sewu
Tujuan
selanjutnya adalah bangunan yang menjadi salah satu ikon Semarang yaitu Lawang Sewu.
Kalau diartikan lawang itu artinya pintu, dan sewu itu artinya seribu. Jadi
kalau digabungkan artinya bangunan yang memiliki pintu berjumlah seribu. Tapi
saya tidak sempat menghitung sendiri jumlah pintunya apakah benar ada seribu
pintu atau tidak. Terlepas dari jumlah pintu yang masih saya pertanyakan itu,
saya sangat bangga karena bisa berkunjung ke tempat bersejarah di Semarang yang
terkenal dengan aroma mistisnya ini. Walaupun
banyak yang beranggapan disini sangat mistis tapi bagi saya disini tempat yang
sangat pas buat narsis. Seperti biasanya ritual
wajib yang harus dilakukan saat mengunjungi suatu tempat adalah berfoto. Hehe
mumpung masih di Semarang kita narsis saja dulu.
Berpose di Lawang Sewu
Kukejar
Cinta sampai ke Sam Poo Kong
Mendengar kata Sam
Poo Kong pikiran saya langsung teringat pada sebuah film berjudul “Kukejar Cinta
sampai ke Negeri Cina” yang dibintangi oleh aktor yang lumayan mirip saya yaitu
Adipati Dolken haha. Ya, Klenteng Sam Poo Kong merupakan salah satu tempat yang
dijadikan lokasi film tersebut. Klenteng Sam Poo Kong yaitu sebuah kuil Tionghoa
yang terletak di daerah Simongan Semarang Barat. Meski ini sebuah klenteng yang
masih aktif dan digunakan untuk ibadah namun disinilah terlihat betapa kerukunan
antar umat beragama dijunjung tinggi. Dengan pengunjung mayoritas umat muslim
yang berwisata maka sebelah kanan pintu masuk ada sebuah mushola. Tiket masuk
ke Sam Poo Kong sekitar Rp3.000,00 per orang, murah sekali kan. Dengan harga
yang murah di Sam Poo Kong ini kita serasa berada di daratan cina sungguhan.
Demikianlah
beberapa pesona Jawa Tengah yang pernah saya kunjungi. Baru mengunjungi dua
daerah saja saya sudah jatuh cinta dengan Jawa Tengah, kalau ada kesempatan
rasanya saya ingin sekali mengeksplor pesona Jawa Tengah lainnya yang belum
saya ketahui. Nah, berikut beberapa
tempat di Jawa Tengah yang ingiiiiiin sekali saya kunjungi tetapi belum
kesampaian:
Warisan
yang Tak Ternilai Harganya
Berbicara
tentang Jawa Tengah tak
lengkap rasanya kalau belum bercerita mengenai ikon Jawa Tengah yang menjadi
tujuh keajaiban dunia, ya Candi Borobudur. Ini merupakan tempat yang sangat
ingin saya kunjungi namun belum sempat hehe. Biar saya dan sobat traveler makin
penasaran dengan candi Borobudur. Berikut saya
ceritakan
berbagai pengalaman teman-teman saya yang pernah mengunjungi Candi ini. Bangunan yang menjadi salah satu keajaiban dunia ini terletak
di Desa Borobudur Kecamatan Borobudur Magelang. Candi ini merupakan candi Budha
terbesar di dunia yang merupakan salah satu maha karya “Master Piece” di antara tujuh keajaiban dunia yang merupakan warisan dari kepemimpinan
Raja Samaratungga. Wow, Pastinya kita semakin bangga jadi anak Indonesia memiliki salah satu dari 7 keajaiban dunia, bukan?
Menurut beberapa sobat traveler disana, kemegahan borobudur menyerupai sebuah bangunan yang berbentuk gunung yang berteras-teras, sementara masyarakat setempat mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan ini sendiri berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat yang memiliki makna yang berbeda. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai dengan kepercayaan Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Harapan saya suatu saat nanti saya bisa melihat salah satu maha karya yang terletak di Jawa Tengah Ini ya guys. Buat sobat traveler yang ingin mengunjungi candi ini jaga selalu kelestarian warisan kekayaan Indonesia ya, agar anak, cucu kita bisa menyaksikan betapa indah nya pesona Indonesia.
Menurut beberapa sobat traveler disana, kemegahan borobudur menyerupai sebuah bangunan yang berbentuk gunung yang berteras-teras, sementara masyarakat setempat mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi. Bangunan ini sendiri berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat yang memiliki makna yang berbeda. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha yang menghadap ke arah barat. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai dengan kepercayaan Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut. Harapan saya suatu saat nanti saya bisa melihat salah satu maha karya yang terletak di Jawa Tengah Ini ya guys. Buat sobat traveler yang ingin mengunjungi candi ini jaga selalu kelestarian warisan kekayaan Indonesia ya, agar anak, cucu kita bisa menyaksikan betapa indah nya pesona Indonesia.
Umbul
Ponggok
Duta Kekinian Indonesia
Wisata
yang tak kalah greget yang ingin sekali saya kunjungi sebut saja duta kekinian
Indonesia. Sebutan ini saya persembahkan
secara pribadi pada suatu tempat wisata yang berlokasi di Klaten yaitu Umbul
Ponggok. Bagaimana tidak setiap kali saya
membuka media sosial seperti twitter, Facebook ataupun Instagram, betapa banyak
remaja hitz yang berfoto di Umbul Ponggok
ini. Bikin ngiri rasanya. Tapi apalah daya saya hanya bisa bercerita sedikit
tentang Umbul Ponggok
dari berbagai informasi di sosial
media yang saya dapat. Sambil menyelam minum air, mungkin disini kita bisa
menyelam sambil nyari jodoh yah, mana
tahu ketemu di dasar kolam Umbul Ponggok haha. Tidak hanya itu saja kepopuleran
wisata underwater Umbul Ponggok sering
disebut dengan Bunaken Van Klaten, ya surga underwater-nya
klaten.
Umbul Ponggok sendiri adalah kolam mata air jernih yang dapat kita jumpai di Klaten. Tak hanya airnya yang super biru dan bening saja yang menarik perhatian pengunjung. Namun di dasar kolam telah disediakan pula beberapa properti yang siap diaplikasikan buat kita pecinta seni narsis yang pastinya bikin kita lebih hitz dan kekinian seperti becak, sepeda motor, ayunan, bahkan tenda. Namanya juga Bunaken Van klaten tentu banyak ikannya ya. Ikan-ikan yang terlampau sehat seukuran telapak kaki hingga selebar paha pun hidup pula di dalamnya. BTW, IKANNYA JANGAN DIAMBIL YA Sobat Traveler, kita harus jadi wisatawan yang baik dengan tidak merusak segala sesuatu yang ada di tempat wisata. Di pinggir-pinggir kolam, sudah dibangun kios-kios yang menjual berbagai macam kebutuhan pengunjung seperti penyewaan alat snorkeling, pelampung, dan jasa pemotretan di bawah air. Kalau lapar, juga tersedia makanan berupa gorengan dan minuman dingin dan panas. Tak hanya snorkeling, pengunjung juga bisa menggunakan fasilitas seawalker bahkan scuba diving di Umbul Ponggok ini. Iya, kamu bisa diving di Umbul Ponggok! Duuuuh jadi makin penasaran nih sama Umbul Ponggok. Dan tiba-tiba jadi punya cita-cita buat foto prewedd nanti di Umbul Ponggok saja lah haha.
Umbul Ponggok sendiri adalah kolam mata air jernih yang dapat kita jumpai di Klaten. Tak hanya airnya yang super biru dan bening saja yang menarik perhatian pengunjung. Namun di dasar kolam telah disediakan pula beberapa properti yang siap diaplikasikan buat kita pecinta seni narsis yang pastinya bikin kita lebih hitz dan kekinian seperti becak, sepeda motor, ayunan, bahkan tenda. Namanya juga Bunaken Van klaten tentu banyak ikannya ya. Ikan-ikan yang terlampau sehat seukuran telapak kaki hingga selebar paha pun hidup pula di dalamnya. BTW, IKANNYA JANGAN DIAMBIL YA Sobat Traveler, kita harus jadi wisatawan yang baik dengan tidak merusak segala sesuatu yang ada di tempat wisata. Di pinggir-pinggir kolam, sudah dibangun kios-kios yang menjual berbagai macam kebutuhan pengunjung seperti penyewaan alat snorkeling, pelampung, dan jasa pemotretan di bawah air. Kalau lapar, juga tersedia makanan berupa gorengan dan minuman dingin dan panas. Tak hanya snorkeling, pengunjung juga bisa menggunakan fasilitas seawalker bahkan scuba diving di Umbul Ponggok ini. Iya, kamu bisa diving di Umbul Ponggok! Duuuuh jadi makin penasaran nih sama Umbul Ponggok. Dan tiba-tiba jadi punya cita-cita buat foto prewedd nanti di Umbul Ponggok saja lah haha.
Dari cerita saya
tentang beberapa pesona Jawa Tengah yang sudah dan belum sempat saya kunjungi
itu cukup membangkitkan jiwa petualangmu untuk mengeksplor Jawa Tengah lebih
dalam bukan? Jadi kamu kapan menikmati pesona Jawa
Tengah?
Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba
Blog Visit Jawa Tengah 2016 yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Provinsi Jawa Tengah @visitjawatengah
(www.twitter.com/visitjawatengah).
Jadi Kepengen pulkamm
ReplyDeleteKuy lah barengan
DeleteKaya kenal sama poto poyo di atas
ReplyDeleteHahaha ganteng kan
Delete