Batam, 13
Desember 2017 - Sebagai tuan rumah Asian Para Games (APG) 2018,
Indonesia bersiap untuk menerima kehadiran sekitar 3.000 atlet penyandang
disabilitas dan ofisial dari 43 negara di Asia anggota dari Asian Paralympic
Committee. Sebanyak 18 cabang olahraga dengan 582 nomor pertandingan akan
dilagakan selama delapan hari pada 6-13 Oktober tahun depan. Sebagaimana Asian
Games 2018 yang akan dilangsungkan di Jakarta dan Palembang sudah memulai
beragam aktivitas persiapan, begitu pula Indonesia 2018 Asian Para Games
Organizing Committee (INAPGOC) yang saat ini sudah melakukan beberapa tahap
persiapan, termasuk di antaranya melakukan sosialisasi, seperti yang saat ini
sedang dijalankan pada 20 titik di 16 kota di Indonesia.
Dengan format booth
di beberapa pertokoan besar di tiap daerah yang disinggahi, yaitu Medan,
Palembang, Batam, Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung, Yogyakarta, Semarang,
Solo, Surabaya, Bali, Makassar, Samarinda, dan Ambon, INAPGOC melakukan
penyebaran informasi dan aktivitas yang melibatkan perwakilan National
Paralympic Committee (NPC) perwakilan INAPGOC, atlet penyandang disabilitas,
komunitas difabel, komunitas hobi, dan juga pengunjung pertokoan. Di Batam, booth APG 2018 diadakan di Mega Mall
Batam dari 13-15 Desember 2017.
 |
Sosialisasi Indonesia 2018 ASIAN PARA GAMES di Kota Batam |
Sosialisasi yang dilakukan di 20 titik di 16 kota ini
merupakan sosialisasi awal, karena hingga penyelenggaraan APG di 2018, INAPGOC
akan terus menginformasikan kepada masyarakat Indonesia mengenai APG 2018
sehingga pengetahuaan masyarakat mengenai APG 2018 semakin tinggi dan kemudian
tertarik untuk mengapresiasi kegiatan ini dengan menyaksikan langsung maupun
tidak langsung. Kegiatan sosialisasi APG 2018 akan melalui media massa,
kegiatan offline, maupun media
sosial.
Dengan slogan “The Inspiring Spirit and Energy of Asia”,
APG 2018 hadir dengan empat misi, yaitu determination,
courage, equality, dan inspiration.
Keempat misi ini diharapkan dapat memperkenalkan tekad kuat dan kepercayaan
diri para atlet dalam menghadapi segala tantangan, baik fisik maupun mental.
Selain itu ajang empat tahunan sekali ini juga berusaha mempromosikan kesetaraan
dalam kehidupan bermasyarakat, serta menjadikan aksi para atlet penyandang
disabilitas sebagai sumber inspirasi dan motivasi. Slogan yang kuat juga didukung
dengan kehadiran sebuah maskot bernama Momo (Motivation and Mobility) yang mengambil inspirasi dari hewan Elang
Bondol.
Sebagaimana penyelenggaraan Asian Games 1962 yang
meninggalkan warisan berupa komplek Gelora Bung Karno Senayan, ditunjuknya
Indonesia sebagai tuan rumah APG 2018 juga diharapkan dapat meninggalkan
warisan, baik fisik maupun non-fisik. Dari sisi fisik, fasilitas olahraga yang
memenuhi syarat aksesibilitas penyandang disabilitas diharapkan dapat
memberikan kesempatan lebih luas bagi siapa pun dengan kondisi apa pun untuk
berolahraga. Dari sisi non-fisik, warisan yang ingin ditinggalkan dan
dilestarikan adalah peningkatan kesadaran masyarakat akan keberadaan olahraga
khusus penyandang disabilitas, pemahaman tentang isu-isu disabilitas secara
umum, serta pentingnya partisipasi aktif dan lingkungan yang berempati bagi
semua kalangan masyarakat.
Indonesia adalah negara pertama di Asia Tenggara yang
terpilih untuk menyelenggarakan Asian Para Games, dan kesempatan ini menjadi
salah satu implementasi dari Undang-undang No. 8 Tahun 2016 mengenai Penyandang
Disabilitas. Melalui momen ini Indonesia memiliki kesempatan untuk membuktikan
diri untuk mewujudkan kesamaan hak dan kesempatan bagi penyandang disabilitas
menuju kehidupan yang sejahtera, mandiri, dan tanpa diskriminasi untuk hidup
maju dan berkembang secara adil dan bermartabat, serta menjadikan Indonesia
sebagai salah satu negara di Asia yang ramah disabilitas.
Tahapan persiapan yang saat ini tengah berlangsung dalah
perbaikan fasilitas olahraga dan asrama atlet yang memanfaatkan fasilitas yang
sudah ada. Beberapa renovasi akan dilakukan untuk memenuhi setiap kebutuhan
pertandingan yang menyesuaikan dengan kebutuhan para atlet, seperti elevator
dan kamar mandi yang dapat mudah diakses oleh kursi roda. Selain itu, INAPGOC
juga telah mendapatkan kunjungan perwakilan beberapa federasi internasional
olahraga yang bermaksud memberikan masukan terkait kesiapan teknis dan
non-teknis. Beberapa hari yang lalu, tepatnya antara tanggal 6-8 Desember 2017
INAPGOC telah menginformasikan berbagai kemajuan persiapan yang telah
dilakukan, serta menjabarkan rencana-rencana strategis dan taktis yang akan
diimplementasikan hingga Oktober 2018 mendatang kepada Asian Paralympic
Committee di Dubai.
 |
Sosialisasi Indonesia 2018 ASIAN PARA GAMES di Kota Batam |
 |
Sosialisasi Indonesia 2018 ASIAN PARA GAMES di Kota Batam |